TANGGERANG. Kontingen Taekwondo Indonesia (TI) Kaltim sementara memperoleh hasil manis di hari pertama pelaksanaan Pra PON XX, yang diselenggarakan di Indoor Stadium, Benteng Taruna, 26-29 September 2019.
Kaltim berhasil mengumpulkan 4 emas dan 3 perak. Medali emas berhasil disumbangkan taekwondoin Ruhil yang turun di nomor poomsae tunggal putri, kemudian beregu putra masing-masing Rastra, Ridwan dan Gabriel. Selanjutnya poomsae pasangan putra-putri oleh Jihan dan Yoga. Sekeping emas kembali disumbangkan nomor beregu mix oleh Sheila, Wanda, Yoga, Gabriel serta Ridwan. Disusul perak disumbangkan Rastra Jabadiou Kutai di nomor poomsae tunggal putra. Selanjutnya dua perak lagi diraih beregu putri Sheila, Tavita serta Ruhil dan taekwondoin Sidney yang turun di kelas kyorugi under 73 kg putri. Perjuangan Sidney meraih emas dihentikan taekwondoin putri asal Sumatera Utara (Sumut).
Seusai pertandingan, Ketua Pengprov TI Kaltim, Achmad Jo Karsono mengatakan, dirinya bersyukur dari 8 nomor yang dipertandingkan kemarin 7 diantaranya berhasil menyumbangkan medali.
“Ini tentunya hasil kerja keras seluruh tim dan atlet sendiri khususnya. Sementara para atlet saya lihat sudah berjuang maksimal. Dan hasil yang didapat cukup baik. Kita berhasil mengumpulkan 7 medali, 4 emas dan 3 perak,” jelas Karsono.
Cukup bagus, Karsono beralasan taekwondoin Kaltim yang terjun di Pra PON XX kali ini hampir 80 persen dihuni wajah baru. “Hampir semunya taekwondoin muda yang baru merasakan pertandingan besar seperti Pra PON. Mungkin mereka masih grogi dengan atmosfer pertandingan seperti ini. Jadi saya melihat raihan 7 medali di hari pertama ini sudah cukup baik,” katanya.
Tapi soal daya juang, Karsono mengatakan para taekwondoin Kaltim tak kalah. Hanya faktor jam terbang yang mungkin harus ditambah. “Mereka masih muda semua. Faktor pengalaman dan mental dalam even besar seperti ini yang perlu ditambah. Tapi saya pikir regenerasi taekwondoin Kaltim sudah berjalan baik,” paparnya.
Sayangnya dari raihan 7 medali tersebut hanya 3 nomor yang dinyatakan lolos ke PON XX Papua. Hal ini imbas dari sistem zona yang diterapkan PBTI dalam Pra PON kali ini serta pengurangan dua nomor di poomsae yakni beregu mix dan pasangan. Untuk nomor poomsae karena keterbatasan kuota, hanya peraih medali emas yang dinyatakan lolos. Sementara untuk kyorugi hanya sebatas medali perak. Seharusnya peraih perunggu masih ada kesempatan lolos melalui babak playoff. Namun sayangnya, khusus di pool C yang dihuni Kaltim, tak ada babak playoff. “Kaltim kena korban aturan,” imbuhnya. Pun demikian di nomor poomsae. “Kita masih perjuangkan terkait penambahan kuota ini. Kita akan ajukan permohonan penambahan kuota ke PBTI dan KONI Pusat. Seandainya dikabulkan maka, di nomor poomsae semua nomor kita bisa lolos PON. Tentunya ini lebih menggembirakan lagi,” papar Karsono. (agi/upi)