TANGERANG. Dewi Fortuna masih bersama kontingen Taekwondo Indonesia (TI) Kaltim di ajang Pra PON XX 2019 yang dilaksanakan di Stadion Indoor, Benteng Taruna, Tangerang 26-29 September.
Setelah di hari pertama berhasil memborong 7 medali yakni 4 emas dan 3 perak, di hari kedua pelaksanaan, atlet TI Kaltim yang turun di 8 kelas, semuanya berhasil menyumbangkan medali. Secara keseluruhan di hari kedua ini Kaltim berhasil menguras 3 emas, 2 perak dan 3 perunggu. Dengan demikian keseluruhan TI Kaltim berhasil mengkoleksi 7 emas, 5 perak dan 3 perunggu.
Tiga emas yang diraih Kaltim disumbangkan taekwondoin Teguh (U-80), Saskia (U-67) dan Samsuriati (U-49). Sedangkan medali perak diraih Eka (U-57) dan Luthfi (U-87). Selanjutnya perunggu disumbangkan Hana (U-46), Dina (U-62) serta Anjar (U-74).
Raihan 3 emas Kaltim kemarin tak didapat dengan mudah. Apresisi positif diberikan kepada Teguh. Melawan taekwondoin Jatim di partai final, Teguh tak pernah leading angka. Sejak awal babak pertama Teguh tak diberikan kesempatan untuk menyalip angka. Bahkan di pertengahan babak kedua, Teguh sempat tertinggal 4 angka.
Hingga kemudian dengan kesabaran dan perhitungan yang tepat di menit akhir babak ketiga, Teguh mampu menyamakan angka dan kemudian menyudahi perlawanan taekwondoin Jatim dengan skor 35-29.
“Saya berikan apresiasi positif dengan penampilan Teguh di final. Inilah Teguh sebenarnya. Awalnya melihat selisih ketertinggalan skor di babak pertama dan kedua, kami sempat pesimistis. Tapi kemudian alhamdulilah, di menit akhir babak tiga Teguh bangkit. Mentalnya sangat bagus dan dengan kejeliannya dia mampu menyamakan skor bahkan kemudian membalikkan keadaan,” ungkap Ketua Pengprov TI Kaltim, Achmad Jo Karsono. Di dua emas lainnya, Saskia mengalahkan taekwondoin Bali dan Samsuriati mengentikan perlawanan taekwondoin Jatim.
Secara keseluruhan Karsono memberikan apresiasinya kepada seluruh taekwondoin Kaltim yang sudah berlaga dan meraih medali di ajang Pra PON ini. “Perjuangan anak-anak patut diacungi jempol. Mereka mampu menunjukkan daya juang maksimal. Dan meraih medali. Pujian juga saya berikan kepada para pelatih yang sudah maksimal mendampingi anak-anak dalam berlaga,” puji Karsono.
Dalam ajang Pra PON kali ini Kaltim memang secara penuh menggunakan pelatih lokal. “Dengan penyusunan program pelatihan yang tepat dan skema yang pas, pelatih lokal pun bisa memberikan prestasi apik,” imbuhnya.
KEKHAWATIRAN TERBUKTI
Keberatan yang dilontarkan kontingen Kaltim sebelum pelaksanaan Pra PON akhirnya terbukti. Dengan tak adanya babak playoff di pool C dimana Kaltim bergabung, hanya 5 taekwondoin yang dinyatakan lolos di ajang PON XX Papua, dari 8 taekwondoin peraih medali.
“Seharusnya tiga atlet kami yang meraih perunggu masih ada kesempatan lolos melalui babak playoff, seperti di pool A dan B. Tapi apa daya, buntut dari ketidakadilan aturan karena batasan kuota, di pool C, Kaltim terkena imbasnya,” jelas Asisten Manajer TI Kaltim, Agus Sudjito menambahkan.
Di hari kedua pelaksanaan Pra PON, Wakil Ketua I KONI Kaltim yang juga Pembina Pengprov TI Kaltim, Andi Harun, juga menyempatkan hadir di lokasi. Di tengah kesibukkannya, Andi Harun duduk bergabung dengan atlet dan ofisial turut memberikan semangat dan dorongan.
Dengan raihan ini, hingga hari kedua pelaksanaan sementara, Kaltim berhasil meloloskan 8 kelas di PON. “Besok (hari ini,Red) masih ada lima taekwondoin lagi yang berlaga. Semoga hasil positif bisa diraih Kaltim. Paling tidak semuanya bisa meraih hasil maksimal masuk ke final dan lolos ke PON,” tutup Karsono. (agi/nin)