BONTANG. Penurapan dan normalisasi Sungai Bontang dipastikan akan kembali berlanjut. Pasalnya, Kota Bontang tahun depan kembali mendapat bantuan keuangan (Bankeu) dari Pemprov Kaltim. Kepastian itu disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Tavip Nugroho saat ditemui media ini.
“Sudah kelihatan, tahun 2020 kita hanya dapat satu bankeu untuk penanganan banjir. Tapi nilainya lumayan, sekira Rp 40 miliar,” ungkapnya.
Dari anggaran tersebut, nantinya lebih dari separuh akan diarahkan pada penyelesaian penurapan di kawasan Jalan Brokoli. Penurapan sungai di sekitar Jalan Brokoli menjadi salah satu prioritas yang akan dikerjakan. Mengingat saat ini bibir sungai di kawasan tersebut dinilai rawan longsor dan pendangkalan.
“Masih panjang yang belum diturap, pengerjaan sebelumnya belum rampung keseluruhan itupun baru satu sisi sungai. Sebelahnya juga belum,” bebernya.
Disampaikannya, keterbatasan anggaran membuat pihaknya harus bekerja ekstra dan berkelanjutan menyelesaikan penurapan sungai guna meminimalisasi luapan air sungai.
“Sungai Bontang itu kurang lebih panjangnya sekira 13 kilometer, itu semua idealnya diturap. Hanya saja banyak kendala, selain masih adanya pemukiman di atas sungai, kendala dana juga membuat pengerjaan dilakukan secara bertahap,” paparnya.
Terkait penanganan banjir, saat ini pihaknya bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus melakukan pengerukan di titik-titik yang dianggap mendesak untuk dilakukan pengerukan.
Sebagai informasi, Juni lalu, banjir besar pernah menyerang 8 kelurahan di Kota Taman. Kelurah terdampak tersebut, yakni Kelurahan Gunung Telihan, Kanaan, Satimpo, Api-api, Gunung Elai, Tanjung Laut, Tanjung Laut Indah, dan Guntung. Tercatat 10.065 jiwa menjadi korban banjir luapan sungai. (ifr/nin)