PELABUHAN. Herman, hanya bisa meringis menahan sakit karena dua betisnya tertembus timah panas polisi Polsek Samarinda Kota. Ya, pria 37 tahun itu memang dibuat cacat karena ulahnya yang sudah banyak membuat kesal masyarakat dengan melakukan serangkaian pencurian motor.
Warga Jalan Sultan Sulaiman, Pelita 2 Gang H Salman RT 10, Sambutan itu ditembak polisi karena berusaha kabur dan melawan polisi ketika hendak diamankan di halaman bank yang terletak di Jalan Pulau Sebatik, Kelurahan Pelabuhan, Kecamatan Samarinda Kota, Minggu (10/11) lalu.
Residivis pencurian yang pernah dipenjara selama 1 tahun 8 bulan itu, gagal melakukan kejahatannya yang kesekian kali. Aksinya dipergoki warga yang melihat gelagat mencurigakan Herman yang hendak mencuri motor di halaman SDN 010 Samarinda Kota.
Aksi Herman gagal lantaran gunting yang digunakannya untuk merusak kontak motor incarannya patah. Kegagalan itupun membuat Herman harus kembali ke penjara.
Herman tak bekerja sendiri, empat komplotannya selalu menyertai setiap beraksi. Mereka adalah Heri Irawan (30), Santo (40), M Panji (19) dan Ifan (19) di kediaman mereka masing-masing, Rabu (13/11) lalu.
Kapolsek Samarinda Kota, AKP Yuliansyah, melalui Kanit Reskrim, Ipda Abdillah Dalimunthe menuturkan, dalam serangkaian kasus curanmor Herman merupakan otaknya.
“Mereka ini memiliki peran masing-masing, Herman sebagai eksekutor sedangkan teman-temannya menunggu di luar mendorong motornya, sedangkan Santo yang menyiapkan kunci T dan barang bukti lainnya yang digunakan masuk dalam pencarian barang,” beber Dalimunthe.
Ada 4 unit motor hasil curian yang disita polisi dari kelima pelaku. Salah satu motor bahkan digunakan Herman juga untuk melakukan pencurian motor di TKP lainnya.
“Ada beberapa unit motor curian lainnya yang masih kami cari. Motor itu telah dijual dengan harga Rp 1 juta sampai dengan Rp 1,5 juta per unitnya,” jelas Dalimunthe.
Herman sendiri mengaku baru belajar melakukan pencurian motor, sebelumnya dia kerap mencuri dengan sasaran rumah kosong.
“Kebanyakan dijual ke perkebunan sawit di Kukar. Biasanya saya dan teman-teman melakukan pencurian malam hari. Motor yang jadi sasaran, motor yang diparkir di tempat sepi,” pungkasnya.(oke/nha)