SAMARINDA ULU. Bebepra orangtua mempercayakan anak diurus di tempat penitipan anak atau daycare ketika sibuk berkerja. Salah satunya adalah pasangan suami istri (Pasutri) Bambang Sulistiyo (34) dan Melisari (30) warga Perum Ratindo 7, Jalan P Suryanata, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu.
Namun kisah pasutri ini berujung kesedihan. Bagaimana tidak, keduanya kehilangan Ahmad Yusuf Ghazali anak bungsu dari 3 bersaudara yang masih berumur 4 tahun. Yusuf tiba-tiba saja menghilang saat dititipkan di Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) sekaligus tempat penitipan anak Jannatul Athfal tak jauh dari kediamannya, di Jalan AW Sjahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Jumat (22/11) sore lalu.
Hilangnya Yusuf bersamaan dengan berhentinya hujan yang terjadi di wilayah tersebut sekitar pukul 15.20 Wita. Akibat hujan, di sekitar jalan terjadi genangan dan arus air cukup deras terutama di dalam drainase. Menurut pengakuan Bambang, ia sengaja menitipkan putra ketiganya itu ke PAUD lantaran kesibukannya bekerja. Bambang bekerja sebagai ojek online sementara istrinya bekerja di toko kosmetik.
“Sudah 15 hari ini kami menitipkan Yusuf di PAUD tersebut. Biasanya jam 11.00 Wita kami antar sore sekitar jam 17.00 Wita baru kami jemput kembali,” kata Bambang. Di hari hilangnya Yusuf, istrinya mengenakan kaos merah dan celana biru pada buah hatinya itu. Hilangnya Yusuf diketahuinya setelah menerima telepon dari pihak PAUD. Saat datang dan mendengarkan penjelasan ada hal janggal yang diperolehnya.
“Anak saya ini autis, pendiam dan kurang bisa berbicara. Saat dijelaskan kemungkinan keluar pagar karena pagar terbuka, saya kurang yakin. Sebab anak saya itu pendiam jika didudukkan di suatu tempat ya, duduk di situ saja tidak ke mana-mana, terlebih Yusuf takut air,” ungkap Bambang.
Di saat kebingungan dan berusaha mencari keberadaan putranya, Bambang sempat mendengar kabar jika putranya dibawa seseorang menggunakan motor di saat hujan reda. Informasi itu pun belum bisa dibuktikan lantaran baru sebatas dugaan. “Ada nenek-nenek yang sempat melihat Yusuf dinaikkan ke atas motor di pinggir jalan raya. Tapi saya tidak bisa percaya begitu saja karena penglihatan orangtua kan berbeda, siapa tahu salah, ungkap Bambang.
Bambang menambahkan, putranya itu memiliki menderita autis sejak lahir. Yusuf akan selalu bersama orang yang disenanginya saja. “Jika sudah senang dengan satu orang maka Yusuf hanya akan senang dengan orang itu saja,” imbuh Bambang. Sementara itu, kepala sekolah Paud Jannatul Athfal, Mardiana menjelaskan, Yusuf memang dititipkan kedua orangtuanya. Sebelum hilang, Yusuf bersama 6 balita lain yang dititipkan di PAUD tengah asyik bermain di ruang tengah. Ketujuh balita ini dijaga 2 orang pengasuh, yakni Marlina (28) dan Yanti (28).
“Saat itu saya juga mengawasi ketujuh balita tersebut. Karena ada balita yang menangis saya pergi ke dapur membuat susu. Ketika membuat susu itulah tiba-tiba Yusuf tidak ada di tempatnya. Sementara 2 pengasuhnya kebingungan mencari,” terang Mardiana. Hilangnya Yusuf tak lepas dari lengahnya pengawasan, lantaran salah satu pengasuh saat itu tengah buang air kecil, sementara pengasuh lainnya sibuk mengurusi balita yang lain.
Ditengah kepanikan, ketiganya berusaha mencari keberadaan Yusuf. Setiap ruangan di dalam PAUD diperiksa, hingga keluar pagar. Namun sayang, Yusuf tak juga ditemukan. “Saat Yusuf hilang, pagar Paud tidak tertutup karena saya lupa menutup kembali. Setelah beberapa lama mencari tidak ketemu baru saya menghubungi orang tuanya,” ungkap Mardiana. Tak hanya Mardiana, pengasuh Yusuf yakni Marlina ikut kebingungan dan syok dengan hilangnya Yusuf dari asuhannya. “Saya kebetulan buang air kecil, saya balik tidak sampai 5 menit, Yusuf sudah tidak ada di tempatnya,” ucap Marlina menambahkan.
Hilangnya Yusuf menimbulkan berbagai dugaan, ada yang mengatakan jika Yusuf diculik seseorang berkendara motor dan ada pula yang menduga jika Yusuf terseret banjir saat balita itu keluar dari lingkungan Paud hingga ke tepi jalan. Sejumlah relawan bersama “hantu banyu” dari Dinas Dinas Pekerjaan umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda yang mendapati informasi hilangnya Yusuf melakukan pencarian di tempat sekitar dugaan Yusuf terseret banjir utamanya di dalam drainase.
Penyisiran dilakukan di drainase sepanjang 1,5 Kilometer dari malam hingga dini hari dan dilanjutkan keesok pagi kemarin (23/11). Namun tidak membuahkan hasil. Yusuf tetap tidak ditemukan. Menanggapi hilangnya Yusuf, Kapolsek Samarinda Ulu, Kompol Indra Wahyu Madjid melalui Kanit Reskrim Ipda M Ridwan menjelaskan, pihaknya saat ini tengah menghimpun keterangan dari berbagai pihak di sekitar lokasi dikabarkan hilangnya Yusuf. Dan saat ini kasusnya adalah anak hilang,”Untuk pihak Paud tengah kami mintai keterangan termasuk juga kedua orang tua Yusuf. Dan kasus ini dalam penyelidikan kami,” terang Ridwan.
Tak hanya menghimpun keterangan, pihak kepolisian juga memeriksa CCTV yang terpasang di toko seberang jalan. Namun sayangnya dari hasil rekaman CCTV tersebut tidak memperlihatkan situasi jalan. Yang tergambar hanyalah bagian pelataran toko saja “Semua kami himpun, sehingga jelas Yusuf ini hilangnya karena apa, apakah di bawa orang (diculik) atau pergi sendiri. Ini masih kami selidiki dan penyebab ini semua bisa saja terjadi,” tutup Ridwan. (kis/beb)