SANGASANGA. Sudah 8 titik tempat kejadian perkara (TKP) yang berhasil diungkap. Namun sejauh ini belum ada tanda-tanda megakasus itu terbongkar secara tuntas. Padahal sudah 1,5 bulan kasus ini terbongkar.
Ya, kasus terbongkarnya pabrik solar ilegal di sejumlah tempat di Samarinda dan Kutai Kartanegara (Kukar) memang masih suram. Polresta Samarinda baru menetapkan satu orang tersangka. Sedangkan Polres Kukar yang bekerja sama dengan Polres Berau juga baru menangkap satu orang.
Kedua orang itu memiliki peran yang berbeda. Tersangka yang ditetapkan oleh polisi di Samarinda bertugas sebagai pekerja. Sedangkan tersangka yang ditangkap di Berau merupakan pelaku tapping pipa saluran minyak milik PT Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field di Sangasanga, Kukar.
Pengungkapan kasus pencurian minyak mentah dan penyulingan minyak ilegal yang dilakukan sejumlah oknum hingga saat ini belum terungkap sempurna.
Asistant PTÂ Pertamina EPÂ Asset 5Â Sangasanga Field, Frans Alexander Hukom mengungkapkan pihaknya masih menunggu upaya yang dilakukan kepolisian untuk segera menungkap kasus ini secara terang benderang. Sembari menunggu hasil kinerja kepolisian, pihaknya, juga terus bergerak untuk membersihkan segala aktivitas pencurian yang disinyalir sampai hari ini masih terjadi.
“Kami terus mendukung upaya polisi. Memang ada kabar penambahan tersangka. Hanya saja ada juga ketakutan ketika ini dikabarkan, tersangka lainnya akan kabur. Namun kami juga terus mengungkap kasus ini,” ujar Frans, Jumat (6/12) kemarin.
Pihaknya sampai saat ini selalu siap jika kepolisian meminta informasi. Karena Pertamina juga ikut dalam mencari titik terang.
“Kalau cuma informasi, keterangan atau laporan kami sudah siap semua. Kami akan mendukung penuh upaya kepolisiam dan siap mengungkapkan data yang kami miliki seluruhnya,” ungkapnya.
Sampai saat ini, pihak Pertamina juga terus melakukan penyisiran di berbagai target yang sudah diintai untuk bida dilakukan penindakan. Namun dirinya mengatakan, pengungkapan saat ini lebih sulit dari pada sebelumnya.
“Jelas akan lebih sulit dari sebelumnya. Karena mereka banyak yang menutup diri sementara. Namun kemungkinan untuk tangkap tangan akan kami lakukan, jika informasi yang kami dapat akurat,” jelasnya.
Kapolda Kaltim Irjen Pol Muktiono yang bertandang ke Polresta Samarinda kemarin (6/12) juga terkesan menanggapi santai saat ditanya terkait pengembangan kasus ini. “Untuk penanganannya sejauh apa, nanti ke kapolres saja,” pungkasnya. (mrf/oke/nha)