SAMBUTAN. Keberadaan pasar menjadi salah satu penunjang kebutuhan masyarakat. Namun menjadi mubazir jika tak kunjung ditempati. Hal ini terjadi pada bangunan Pasar Pelita VII Sambutan. Sudah lama berdiri namun tak kunjung dihuni. Hal ini menjadi PR besar bagi Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda, Marnabas.
Menurutnya struktur fisik pasar harusnya sudah memumpuni untuk dihuni para pemilik lapak. Untuk diketahui lapak di Pasar Pelita 7 tersebut diperuntukkan bagi warga relokasi SKM.
“Masalahnya pedagang sendiri yang enggan menempati. Kalau memang dia tidak mau di situ ya kita kasih ke yang lain,” ungkap Marnabas.
Meski demikian ia mengakui fasilitas penunjang juga belum terpenuhi. Sebab jika diadakan terlebih dahulu, dikhawatirkan bakal terbuang sia-sia dan menjadi peruntukan yang tidak tepat.
“Penunjang seperti seperti listrik, air, dan lahan parkir akan kami penuhi setelah pedagang bersedia menempati,” tutur Marnabas.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Sarana Perdagangan Disdag Samarinda, Irwan Kartomo menjabarkan awal mula pembangunan pasar tersebut dimulai pada 2001. Hal ini sejalan dengan pembangunan rumah bagi warga relokasi SKM menggunakan APBD Samarinda.
Sedangkan satu bangunan di sebelah pasar tersebut dibangun oleh Dinas Perindagkop & UKM Kaltim dan diserahkan pada tahun 2011.
Disinggung mengenai biaya pembangunannya, dirinya mengaku tak mengetahui ini secara pasti.
“Kami tidak tahu anggarannya, karena kami hanya menerima saja,” jelas Iwan sapaannya.
Dirinya memang tak bisa menutup mata dengan kondisi pasar tradisional Sambutan yang tidak jauh berbeda dengan yang ada di Bengkuring. Fasilitas yang bagus tidak serta merta dapat menarik masyarakat untuk berbelanja di pasar tersebut.
“Tahun 2012 sebenarnya sudah pernah kami gratiskan. Tapi hanya seminggu bertahan,” jelasnya.
Para pemilik lapak memilih tak berjualan lantaran sepi pelanggan. Tak heran hingga kini bangunan pasar kini tinggal menjadi bangkai. Bahkan memasuki 2020 pun tak ada yang mengusulkan kelanjutan bangunan tersebut.
“Kami juga tak bisa serta merta menambahkan fasilitas sebelum benar-benar terisi lapaknya,” pungkas Iwan. (hun/nha)