SAMARINDA KOTA. Entah apa yang merasukimu? Entah apa yang sedang dilakukan aparat kepolisian saat ini? Dua pertanyaan bernada guyonan untuk mengetahui progres kasus penggerebekan pabrik solar ilegal yang berhasil diungkap di sejumlah tempat beberapa waktu terakhir.
Seolah tak ada habisnya, Satuan PAM Obvit Pertamina EP Sangasanga lagi-lagi menemukan lokasi yang diduga dan diyakini sebagai penyulingan solar illegal, kemarin (26/12). Lokasi terbaru ini terdapat di Kelurahan Tani Aman, Kecamaran Loa Janan Ilir. Ironisnya lokasi tersebut pun tak jauh dari bibir jalan raya yang hanya berjarak sekitar 300 meter masuk ke dalam pemukiman warga.
Security Pertamina Field Sangasanga BKO Mabes TNI yang meminta identitasnya dirahasikan kepada Sapos, kemarin mengatakan temuan itu merupakan pengungkapan ke-10 dari temuan yang sudah diungkap sebelumnya.
Lagi-lagi, saat pihaknya tiba di lokasi, kawasan ini kosong dari penjagaan, namun barang-barang yang ada akan diserahkan kepada Polresta Samarinda untuk diamankan dan ditindaklanjuti.
Dari hasil investivigasi awal di lapangan, ujar sumber tersebut, dipastikan penyulingan minyak ini merupakan teknologi baru. Lebih canggih dari 9 lokasi lainnya. Karena sistem pembakaran solar mentah menggunakan gas, sehingga tidak menghasilkan asap agar tidak dicurigai oleh pihak keamanan setempat.
Meski begitu, nampaknya titik ini belum beroperasi dan baru sebatas bersiap. Karena peralatan yang ada masih disusun. Bahkan juga ada satu tanki berisikan contoh minyak mentah. “Tetapi info yang kami dapat bangunan ini sudah ada sejak 4 bulan lalu” tuturnya.
Dari hasil investivigasi di lapangan ditemukan ada tiga unit bangunan rumah untuk mess karyawan, tempat tungku, tempat minyak. Serta 2 unit bungker ukuran 4 x 3 meter dan 6 x 3 meter yang diduga akan diisi timbunan minyak. Selain itu ada
4 Tungku pemasak ukuran 5.000 liter. Terdapat 5 tandon besi yang akan diisi minyak sulingan 4 unit ukuran 5.000 liter. Serta
1 IBC kosong, 2 tangki kecil 1.500 liter, pipa pipa, drum penyalur gas dan pendukung yang lainnya seperti kursi, selang dan sebagainya.
Pengungkapan ini pun dibenarkan oleh Asistant Manager Legal & Relations Pertamina EP Sangasanga Field, Frans Alexander Hukom. Dirinya pun mengatakam bahwa ini berkat adanya kerja sama yang baik semua pihak. Serta adanya kerja keras dari Tim PAM Obvit dalam mengungkap kasus ini sampai ke akar-akarnya.
Dirinya masih memastikan pengungkapan tersebut. Diakui memang ada yang baru karena sistemnya lebih modern dari sebelumnya.
“Ini masih dalam tahap penyeledikan lebih jauh. Apakah ini pengembangan teknologi sebelumnya oleh para pelaku tapping dan penyulingan minyak ilegal sebelumnya,” tuturnya.
Dia berharap, temuan ini bisa semakin mendorong aparat segera mengungkap kasus tersebut sampai tuntas. Pertamina juga akan terus melakukan penyisiran dan siap membantu pihak kepolisian dalam mengungkap lebih lanjut kasus ini.
Sejauh ini, dari 10 temuan itu —satu di antaranya di Anggana, Kukar— Polresta Samarinda baru menetapkan satu tersangka. Tersangka itu merupakan operator pabrik ilegal di Sambutan. Namun siapa yang menjadi aktor utama di bisnis ini, belum terungkap sampai sekarang. Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa mengakui pihaknya masih terus mengembangkan kasus ini.
Di sisi lain rapor keuangan PT Pertamina EP (PEP) —anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas mempunyai tugas mencari sumber minyak dan gas demi mendukung pencapaian target produksi yang telah ditetapkan— tetap berlaba meski di tengah maraknya aksi pencurian minyak ini.
Hingga November 2019 ini total produksi minyak PEP tercatat sudah mencapai 82.396 Barel Oil Per Day (BOPD). Realisasi tersebut merupakan 101 persen dari target produksi minyak tahun 2019 yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Sementara produksi gas PEP berada di angka 957 MMSCFD atau 99 persen dari target produksi gas dalam RKAP 2019.
Hal tersebut dijelaskan Presiden Direktur (Presidir) Pertamina EP Nanang Abdul Manaf di Samarinda kepada awak media Kamis (26/12) kemarin.
Kata Manaf, pencapaian target produksi baik minyak maupun gas didukung rangkaian eksekusi program kerja yang terintegrasi serta sesuai dengan tatanan waktu.
Jumlah pemboran hingga November 2019 mencapai 91 sumur di mana 12 sumur di antaranya masih dalam proses penyelesaian. Sementara jumlah work over yang telah selesai per November 2019 mencapai 184 sumur. Masih ada 9 sumur lagi yang akan rampung dalam waktu dekat.
Terkait kinerja keuangan, hingga akhir November 2019, PEP membukukan pendapatan sebesar USD 2.714 juta. Dari jumlah pendapatan tersebut, PEP meraup keuntungan sebesar USD 604 Juta. “Kinerja keuangan tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain harga minyak dan nilai kurs”, terangnya.
Nanang mengatakan bahwa pihaknya saat ini terus memantau kejadian pencurian minyak dan penyulingan minyak ilegal di Kaltim. Khususnya yang terjadi di kawasan Samarinda dan Kukar.
Diakuinya bahwa pihaknya bersama Asisten Panglima TNI dan direktur operasi Pertamina dan unsure kepolisian sudah turun ke lokasi temuan. Menurutnya, peristiwa ini membuat produksi terganggu. “Itu semuanya ilegal dan sangat berbahaya. Sudah beberapa kali terjadi seperti di Sumatera. Kerugian tidak hanya dari volume tapi juga harus memperbaiki kerusakan yang ada,” ungkapnya.
Nanang menyambut baik ada tindaklanjut dari Panglima TNI untuk memberantas masalah ini dengan tuntas. Sehingga kejadian serupa tidak lagi terjadi di Kaltim.
“Kalau masyarakat sadar tidak diganggu, yah kan tidak ada kejadian ini. Kami juga akan meningkatkan sosialisasi dan juga menambah personil untuk memaksimalkan patroli yang ada dikawasan itu,” tegasnya. (mrf/nha)