SAMARINDA KOTA. Pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah Nasional (Bosnas) selama ini selalu menjadi keluhan. Salah satu masalah yang sering muncul adalah keterlambatan proses pencairan. Hal ini disebabkan beberapa hal. Alasan paling utama karena dana itu masuk dulu ke rekening pemerintah daerah sebelum disalurkan lagi ke rekening sekolah.
Karena itu, di era Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim ini, mulai 2020 pencairan dana Bosnas tidak lagi melalui rekening pemerintah daerah. Tapi langsung dicairkan ke rekening sekolah.
Kepala Dinas Pendididikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Anwar Sanusi berharap kebijakan ini bisa berdampak pada peningkatan kinerja sekolah yang lebih baik.
Artinya, kata Anwar, tidak ada lagi alasan bagi pihak sekolah soal keterlambatan pencairan Bosnas tersebut. Sehingga sekolah bisa langsung merealisasikan dana tersebut untuk keperluan pendidikan.
“Kalau sebelummya melalui pusat ke rekening daerah. Sekarang langsung masuk ke sekolah.
Dananya kan tidak sangkut-sangkut lagi. Sekolah jangan ngeluh lagi. Mereka (sekolah, Red) juga harus proaktif melakukan program yang sudah ada,” ujar Anwar kepada Sapos, Selasa (11/2) kemarin.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kaltim, Midden Sihombing menjelaskan, perubahan mekanisme ini bertujuan untuk mempercepat aliran dana Bosnas ke rekening sekolah.
“Ya, menghindari keterlambatan yang sering terjadi di daerah, akibat sistem administrasi yang tidak standar,” ucapnya.
Terkait kekhawatiran adanya penyelewengan dana, atau penggunaan dana di luar penggunaan semestinya, Midden justru berpendapat bahwa penyaluran langsung ini akan menggenjot peningkatan mutu pendidikan secara langsung maupun tidak langsung.
Karena selama ini kerap ditemukan keterlambatan penyaluran yang berdampak pada efektivitas penggunaan dana Bosnas untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah.
“Untuk itu, kami siap bersinergi dengan Dinas Pendidikan, sekolah penerima maupun pihak terkait lainnya, untuk memastikan dana ini digunakan secara optimal,” pungkasnya.
Selama 2019, total dana Bosnas yang tersalur ke rekening khusus untuk daerah (RKUD) Kaltim mencapai Rp 771 miliar, untuk 3.376 sekolah penerima. Dirinya berharap, tahun ini angka tersebut akan meningkat, sehingga memberi dampak signifikan kepada pendidikan di Kaltim.
NAIK
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan memaksimalkan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun Anggaran (TA) 2020 yang sebesar Rp 54,3 triliun. Angka tersebut naik 6,03 persen dari tahun lalu.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penyaluran BOS dari yang sebelumnya disalurkan sebanyak empat kali, mulai tahun ini skema penyalurannya menjadi hanya tiga kali. Persentasenya yakni sebesar 30 persen untuk tahap pertama, 40 persen pada tahap kedua, dan sisanya 30 persen pada tahap ketiga.
“Untuk waktunya, tahap I Januari, tahap II April, tahap III September,” ujarnya di kantormya, Senin (10/2).
Selain itu, pihaknya juga menaikkan dana BOS yang akan diterima oleh setiap siswa. Adapun siswa Sekolah Dasar (SD) akan menerima Rp 900 ribu per siswa, dari sebelumnya Rp 800 ribu per siswa.
“Hal ini karena jumlah peserta didik yang menurun tahun ini dari 25,56 juta siswa menjadi 25,18 juta,” tuturnya.
Sementara bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dananya menjadi Rp 1,1 juta per siswa, dari sebelumnya Rp 1 juta per siswa. Bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) naik menjadi Rp1,5 juta per siswa, dari sebelumnya Rp 1,4 juta per siswa.
Akan tetapi, dana BOS bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan pendidikan khusus tidak berubah, masing-masing tetap Rp 1,6 juta per siswa dan Rp 2 juta per siswa.
Sri Mulyani melanjutkan, perubahan skema penyaluran BOS bertujuan untuk mendukung program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yakni Merdeka Belajar.
Melalui program itu diharapkan penyaluran Dana BOS lebih cepat dan lebih mudah.
“Tujuannya untuk dukung programnya Mas Nadiem (Mendikbud) yaitu Merdeka Belajar itu jadi lebih efisien dan efektif,” jelasnya. (mrf/JPC/nha)