SAMARINDA KOTA. PON Papua tinggal 8 bulan lagi. Saat ini hampir sebagian besar cabang olahraga telah memasuki masa persiapan umum, sebagai persiapan menuju perhelatan multievent empat tahunan tersebut.
Namun beda halnya dengan cabor sofbol putra dan bisbol.
Sofbol dan bisbol hingga kini masih menunggu kejelasan, apakah akan diberangkatkan ke PON atau tidak. Sebab sesuai kebijakan KONI Kaltim berdasarkan arahan gubernur, hanya atlet yang lolos PON dengan zona medali yang akan diberangkatkan. Sedangkan pada Pra PON tahun lalu, sofbol putra lolos dengan menempati peringkat keenam, sementara bisbol di peringkat kelima.
Meski demikian, menurut Kabid Humas Pengprov Perbasasi Kaltim Reza Fadillah Djafar, atlet saat ini berlatih di pengkab/pengkot masing-masing. Sehingga ketika suatu saat ada keputusan bahwa sofbol maupun bisbol diberangkatkan, pengprov tinggal melakukan pemanggilan.
“Atlet tetap latihan, tetapi kami berpesan kepada mereka saat ini belum ada pengumuman. Kalau sudah ada keputusan (diberangkatkan), kami tinggal panggil,” ungkap Reza.
Reza melanjutkan, pengprov sudah berkoordinasi dengan Binpres KONI Kaltim melalui surat resmi dan menunggu jawaban dari KONI. Menurutnya, jawaban dari KONI itu akan mereka sampaikan ke PB Perbasasi.
“Harapan kami segera ada jawaban. Apakah nanti kami dikenakan penalti oleh PB karena kami tidak ikut PON, kami belum tahu. Tapi kami harus siap,” tandasnya.
Pada PON Papua Oktober nanti, baik sofbol putra maupun putri serta bisbol masing-masing akan diikuti 7 daerah termasuk tuan rumah. Untuk sofbol putra, pada Pra PON lalu daerah yang lolos yakni Lampung, DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur, Banten dan Kaltim. Sementara tuan rumah Papua wildcard.
Reza melanjutkan, pihaknya siap menerima keputusan apapun yang disampaikan KONI. Pengprov Perbasasi juga memahami persiapan menuju PON kali ini berbeda jika dibandingkan PON sebelumnya, dimana KONI harus mengeluarkan biaya lebih besar.
Menurutnya, jika sudah ada keputusan, pihaknya dapat segera menyusun langkah-langkah yang diambil kedepannya. “Kalau diberangkatkan, kami sudah punya ancang-ancang dari sekarang untuk menyusun program,” tambahnya. Sedangkan jika pada akhirnya tak diberangkatkan, pengprov juga mengharapkan ada pemberitahuan sehingga bisa dicari solusi lainnya.
Reza kembali mengatakan, paling tidak pada Maret ini sudah ada kepastian untuk mereka. Jika sampai Maret belum ada keputusan, pihaknya akan kembali koordinasi di internal pengprov. “Kami mungkin akan koordinasi dengan Dewan Pengarah dan Dewan Pembina untuk kedepannya bagaimana,” pungkasnya. (nin)