GUNUNG LINGAI. Pembuangan limbah Instalasi Pengolahan Air (IPA) Gunung Lingai, kembali mendapatkan sorotan dari masyarakat. Pasalnya limbah tersebut sudah berwarna hitam dan mengalir di Sungai Lempake yang sealiran dengan Sungai Karang Mumus. Hal ini terlihat dalam postingan video oleh salah seorang masyarakat bernama Achmad Karni yang juga Ketua Komunitas Peduli Sungai Pampang Samarinda (Kompas).
“Ya, tidak elok buang limbah dalam kondisi hitam begitu. Harusnya sudah jernih,” jelas Karni, Senin (2/3).
Meski ia belum pernah meneliti kandungan air hitam itu, namun ia menduga aliran limbah tersebut mengandung unsur kimia. Sebab warna limbah air tersebut berwarna hitam pekat.
“Harusnya kalau sudah difilter, keluarnya tidak berwarna hitam. Saya sering mendapati kejadian ini,” tegasnya.
Menyikapi hal ini, Kepala Seksi IPA Gunung Lingai Muhammad Tajri mengakui kondisi tersebut memang terjadi saat siklus pengurasan. Sehingga wajar jika warna limbahnya hitam pekat.
“Mau bagaimana lagi, air baku kami dari Waduk Benanga,” kata Tajri.
Siklus pengurasan air baku, di IPA Gunung Lingai dilakukan selama empat bulan sekali. Tak heran kondisi saat ini, aliran jadi pipa PDAM yang berada di bawah Jembatan Tepian, kini tak terlihat lagi aliran limbah berwarna hitam.
“Terakhir Januari lalu. Itupun tidak sampai seharian kok pengurasannya,” jelasnya.
Hanya saja lanjut Tajri, distribusi air PDAM tersebut bukan tanpa filter sebelumnya. Sebab proses filterisasi di IPA Gunung Lingai harus melalui proses penyaringan di Lagon.
“Bisa dicek sendiri bagaimana proses penyaringan kami. Setelah disaring di Lagon, nanti dialirkan lagi ke atas termasuk pemberian klor,” bebernya. Jadi, kata dia, tidak ada masalah.
Dengan kejadian ini, Tajri meminta agar masyarakat terutama yang tinggal di wilayah Gunung Lingai, tidak perlu khawatir.
Pasalnya kondisi air baku di Benanga juga cukup memprihatinkan. “Banyak enceng gondok. Belum lagi di sana ada pabrik tahu. Makanya dalam hal ini jangan hanya memandang PDAM yang salah karena membuang limbah hitam ke sungai. Padahal kondisi air bakunya sekarang sudah seperti itu,” pungkas Tajri. (hun/nha)