JAKARTA. Kickoff Liga 2 dijadwalkan berlangsung pada 14 Maret, besok. Tapi, sampai detik ini, rekomendasi dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) belum dikantongi PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator.
Bayang-bayang kickoff bakal mundur kian dekat, setelah Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) mendatangi BOPI untuk membahas lima klub Liga 2 yang masih punya tunggakan gaji musim lalu.
Dua hari lalu, APPI mendatangi kantor PPITKON Kemenpora. APPI diwakili General Manager Ponaryo Astaman, Wakil Presiden Andritany Ardhiyasa, serta anggota exco Ramdani Lestaluhu dan Riyandi Ramadhana.
Mereka langsung bertemu Ketua BOPI Richard Sam Bera dan Ketua Verifikasi BOPI Eko Noer Kristiyanto. Sekitar dua jam kedua pihak berdiskusi soal masih adanya lima klub peserta Liga 2 yang menunggak gaji.
APPI berharap BOPI tidak mudah mengeluarkan rekomendasi. Artinya, lima klub yang bermasalah wajib melunasi utang sebelum kickoff dimulai. ’’Lima klub tersebut adalah Kalteng Putra, PSMS Medan, Perserang Banten, Mitra Kukar dan PSPS Pekan Baru,’’ ujar Ponaryo.
Ponaryo menyatakan, LIB memang sudah berkomitmen bahwa klub yang masih bermasalah bakal melunasi gaji. Tapi, dia menanyakan komitmen tersebut jika pelunasan dilakukan sambil mengikuti kompetisi. Tentu APPI menolaknya. ’’Kami menunggu sampai tenggat sebelum kickoff Liga 2,’’ tegasnya.
Mantan kapten timnas Indonesia itu mengakui status lima klub tersebut soal tunggakan gaji berbeda-beda. Misalnya, PSMS yang kasusnya saat ini berada di NDRC (National Dispute Resolution Chamber) atau Badan Penyelesaian Sengketa Nasional.
Jika NDRC tidak memvonis Ayam Kinantan menunggak gaji dan tidak memengaruhi keikutsertaan di Liga 2, APPI tentu tidak bisa menolaknya. ’’Empat klub lainnya juga demikian asalkan keputusan itu keluar dari lembaga yang berwenang,’’ jelasnya.
Dari lima klub tersebut, Ponaryo mengatakan yang paling parah memang Kalteng Putra. Tidak hanya menunggak gaji di level senior, klub yang baru saja terdegradasi dari Liga 1 musim lalu itu juga belum membayar hak untuk pemain di Elite Pro Academy. Posisi Kalteng Putra paling sulit di antara empat klub bermasalah di Liga 2 lainnya.
APPI, kata dia, sudah bersurat ke PSSI dan LIB terkait dengan masalah tersebut. ’’Ini poin kami kepada BOPI. Khusus untuk rekomendasi Liga 2, tolong pertimbangkan masih ada lima klub yang menunggak dan harus diselesaikan sebelum kickoff,’’ harapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Verifikasi BOPI Eko Noer Kristiyanto menuturkan, sampai saat ini verifikasi 24 tim Liga 2 memang masih berlangsung. Selain berkas yang sudah didapat dari LIB, fakta-fakta dari APPI kemarin juga menjadi salah satu pertimbangan terbit atau tidaknya rekomendasi.
’’Karena ini berkaitan. Salah satu hal yang kami verifikasi terkait finansial. Untuk mendorong klub profesional di Liga 2, tentu saja semua klub harus sehat,’’ ucapnya.
Selain tidak sesuai dengan kriteria BOPI, menurut dia, klub yang masih menunggak gaji tidak sesuai dengan sistem pada komunitas sepak bola itu sendiri.
Lantas, apakah kickoff Liga 2 bisa mundur atau batal, Eko tidak mau berasumsi. BOPI bakal menunggu sampai deadline sebelum kickoff Liga 2. Bisa jadi, semua itu selesai malam sebelum kickoff seperti musim lalu.
Tapi, jika memang lima klub itu tidak menyelesaikannya hingga deadline, pihaknya mungkin memakai opsi LIB tidak mengikutsertakan lima klub tersebut di Liga 2 musim ini.
Pilihan itu dirasa paling tepat karena tidak merugikan klub-klub lain yang sangat siap berkompetisi. ’’Tentu saja kesiapan tim-tim lain yang belasan tidak akan kami korbankan.
Kalau mau mengorbankan Liga 2, rekomendasi boleh keluar asalkan tidak diikuti klub-klub bermasalah,’’ ungkapnya. (rid/c19/ali/jpnn/upi)