BUBUHAN Banjar adalah salah satu kelompok perkumpulan masyarakat yang aktif dalam menjaga kestabilan ekonomi dan sosial di Kota Tepian.
Belakangan ini Pemuda Bubuhan Banjar yang diketuai Fahriannur, turut berperan aktif dalam memerangi virus korona (Covid-19) yang mewabah dan merata di kota dan kabupaten di Kalimantan Timur (Kaltim).
Meski tak terlibat langsung sebagai Gugus Tugas Penanganan Covid-19, namun Fahriannur dengan keahlian yang dimiliki berusaha memberikan sumbangsih tenaga dan pemikirannya untuk membantu dalam upaya penanganan.
Keahlian konveksi yang dimiliki pria kelahiran 10 September 1977 itu, disalurkannya dengan membuat Alat Pelindung Diri (APD) berupa baju hazmat, masker, sarung tangan hingga kaca pelindung wajah.
Bahkan bapak 4 anak itu kini juga tengah memikirkan untuk membuat disinfektan dengan menggunakan bahan alami berupa daun sirih, yang menurutnya jauh aman bagi lingkungan serta kesehatan dibandingkan bahan kimia yang kini penggunaannya telah dilarang WHO.
Sebagai masyarakat Samarinda yang turut mendedikasikan diri dalam pencegahan memutus mata rantai penyebaran virus korona, tentu ada beberapa hal yang mengganjal dihati Fahriannur terkait upaya penanganan yang dilakukan pemerintah daerah.
Dia menyinggung persoalan ramainya pendatang dari luar yang masih bebas masuk ke Kota Tepian. Fahriannur bahkan menyebut tidak adanya ketegasan dari pemerintah daerah.
“Tidak ada upaya yang konkret dilakukan pemerintah daerah. Meski kota kita ini masih zona kuning, tapi untuk wilayah di sekitar kita sudah zona merah dan itu harus diwaspadai,” kata Fahriannur.
Meski begitu Fahriannur tidak sepenuhnya menyalahkan pemerintah. Dia juga menyoroti perilaku masyarakat, yang dinilainya kurang peduli khususnya pada pendatang dengan tidak menjalankan protap kesehatan.
“Saya berharap masyarakat mau mendengar imbauan yang disampaikan oleh ulama dan umara. Intinya seperti itu.
Terkait Covid-19 melihat dari pada potensi-potensi yang secara masif,” ujar Fahriannur.
Fahriannur menambahkan sebagai seorang muslim, orang Islam diajarkan jika ada wabah disuatu daerah maka jangan kesana, dan kalau daerahmu sendiri yang terkena wabah maka kamu jangan keluar. “Sudah jelas hadistnya sebagai orang beragama maka mempercayai itu, dan serahkan pada ahlinya yaitu pemerintah serta umara,” ucap Fahriannur.
Dari apa yang saat ini dilakukannya, Fahriannur berupaya dapat menekan harga APD yang kini melambung tinggi karena banyak pengusaha memanfaatkan situasi sulit ditengah wabah Covid-19.
“Dari situ kami ingin harga kembali normal, dengan tidak mengambil keuntungan berlebih. Apalagi masker kain yang sudah disarankan WHO, kami akan buat banyak untuk menekan harga jualnya yang kini juga tinggi sehingga menyusahkan masyarakat,” tandaanya.(oke/beb)