RAPAK DALAM. Sejak dua hari lalu, tepatnya Sabtu (11/4), Hajah Buniah Hamid, nenek berusia 71 tahun, ditolong dan ditampung sementara di Markas Polsek Samarinda Seberang, hingga kemarin (13/4).
Namun sejak Minggu (12/4) lalu, kondisi kesehatan Buniah membuat polisi yang bertugas menjaga dan memberikan pelayanan merasa waswas. Tubuh Buniah mendadak lemas, mengigil, dan mengalami panas tinggi.
Keadaan membuat gelisah polisi. Sembari erupaya tetap tenang meski menghadapi kondisi kesehatan Buniah yang mirip dengan gejala awal seseorang terjangkit Covid-19.
Namun kekhawatiran itu tak dapat ditahan polisi dalam waktu yang lama. Kegelisahan kian menjadi-jadi, setelah Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Samarinda Seberang, juga melihat kondisi serupa pada Buniah.
Kapolsek Samarinda Seberang, Kompol Suko Widodo mengambil langkah cepat dengan menginformasikan keberadaan Buniah, berikut dengan kondisi kesehatannya.
“Ibu (Buniah, Red) itu, ditemukan terlantar di kawasan Jalan APT Pranoto. Berdasarkan pengakuannya, ibu itu dari Gowa. Turun di Balikpapan dan hendak menuju ke Berau. Tapi di tengah perjalanan menumpang kendaraan travel, ibu itu diturunkan di sana (Jalan APT Pranoto),” terang Suko.
Mendapat laporan masyarakat mengenai adanya orang terlantar, polisi datang untuk menjemput dan membantu mencarikan sanak sudara Buniah.
“Ibu itu mau mencari anaknya, tapi dia juga tidak ingat. Nah kemudian kami beri tempat untuk istirahat, tapi setelah satu hari kami tampung kondisinya malah seperti itu. Bahkan ibu itu sempat buang air kecil di ruangan tempat dia diistirahatkan,” ujar Suko.
Namun sayang, reaksi cepat Suko dengan melaporkan kondisi Buniah itu lambat direspon meski dia telah berulang kali menelepon.
“Saya laporkan dari jam 10 tadi (pukul 10.00 Wita), tapi dari Gugus Tugas tidak juga datang. Bahkan dari TKSK juga telah membantu menghubungi 112,” kesal Suko.
Lambatnya kedatangan petugas Gugus Tugas Penanganan Covid-19 itu berimbas pada situasi sekitar Mapolsek yang sempat geger karena kondisi kesehatan Buniah.
Petugas Gugus Tugas Penanganan Covid-19, baru tiba pukul 16.30 Wita dan langsung melakukan pemeriksaan pada Buniah.
Buniah pun lantas dibawa ke RSUD IA Moeis untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai kesehatannya. Lagi, PDP Klaster Gowa Bertambah
PDP KLASTER BERTAMBAH
Pandemi Covid-19 di Kaltim belum memberikan tanda-tanda penurunan. Meski per kemarin (13/4) tidak ada penambahan kasus positif, namun jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di sejumlah daerah menunjukkan peningkatan.
Dengan jumlah pasien positif 45 orang, Balikapapan merupakan salah satu kabupaten/kota di Kaltim yang berstatus transmisi lokal. Di Kota Minyak —sebutan Balikpapan— ini sudah 12 pasien positif, tiga di antaranya sembuh.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim, Andi M Ishak, saat melakukan jumpa pers secara virtual, Senin (13/4) kemarin, mengatakan, banyak faktor untuk mengajukan PSBB. Bukan hanya kesehatan, juga dampak tapi ekonomi, sosial dan keamanan. Katanya, hal ini menjadi pertimbangan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelum mengabulkan usulan PSBB di sebuah daerah.
Khusus untuk di Balikpapan, kata Ishak, pihaknya juga harus mempelajari sejumlah aspek dan kasus sebarannya. Apakah sudah sangat sulit membedakan antara yang positk dan yang negative. Atau kata lain tidak mampu di-tracking lagi.
“Untuk sementara kami masih sanggup untuk mentracking pasien dan asal terpaparnya,” ungkap Ishak.
Andi menjelaskan, per kemarin, terjadi peningkatan ODP di Kaltim menjadi 44. Sehigga total ODP menjadi 5.424. Sebagian besar sudah selesai dipantau.
Sedangkan untuk PDP, per kemarin, terdapat dua kasus tambahan di Kutai barat (Kubar). Jadi total PDP di Kaltim menjadi 269. Tidak ada penambahan negative. Tetap masih 148. “35 positif, 86 menunggu hasil lab,” ungkapnya.
Untuk PDP di Kubar, merupakan pria berusia 46 dan 37 tahun. Merupakan klaster Gowa dengan gejala batuk dan pilek. Hasil rapid test pertama negative, namun yang positif. Sehingga keduanya kini dirawat di ruang isolasi Asrama Dispora Kutai Barat (Kubar) dengan kondisi semakin membaik.
Terkait perkembangan tracking Kluster Gowa, Diskes Kaltim sudah melacak 688 orang. Tujuh di antaranya dinyatakan positif. Dan berstatus ODP 152, PDP 31 dan orang tanpa geala (OTG) 9 orang.
Kemampuan Diskes dalam melakukan tracking ke
Percepatan Diskes Kaltim dala melakukan tracking sejumlah klaster patut dipresiasi. Karena sebagaian besar positif di Kaltim adalah kasus impor. Kecepatan Diskes Kaltim dalam melakukan deteksi memang harus terus ditingkatkan demi memotong mata rantai penyebaran virus mematikan tersebut. (oke/mrf/nha)