SAMARINDA KOTA. Memasuki awal tahun, sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat mengalami kenaikan. Dari pantuan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop) Kaltim di Pasar Pagi dan Pasar Pagi, Samarinda, harga cabai mengalami kenaikan mendekati 50 persen dari harga sebelumnya.
Cabai misalnya di dua pasar terbesar di Kota Tepian itu meolonjak antara Rp 60 ribu/kg hingga Rp 70 ribu/kg.
Yadi Robbyan Noor, Kepala Disperindagkop Kaltim mengakui telah menemui beberapa pedagang saat melakukan pemantauan, kemarin (14/1). Dirinya cukup kaget dengan lonjakan harga tersebut.
Roby menjelaskan, kenaikan harga itu kemungkinan terjadi karena anomali cuaca. Di mana musim penghujan masih berlanjut pada Januari ini. Hal ini pun memengaruhi hasil panen petani dan pasokan cabai di Kaltim.
Roby meyakini harga cabai akan segera berangsur membaik. Sebelum ada kenaikan, harga cabai stabil di kisaran Rp 45 ribu/kg.
Harga caba merah besar justru mengalami penurunan. Harga cabai merah besar turun menjadi Rp 45 ribu/kg. Padahal sebelumnya cabai jenis jumbo ini dijual Rp 60 ribu/kg.
“Pasokan sedikit terhambat dan berkurang. Sedangkan permintaan tetap. Bahkan bertambah. Mungkin karena musim hujan, orang lebih suka makan yang pedas-pedas. Tapi kenaikannya masih wajar. Persediaan masih mencukupi,” jelasnya.
Sedangkan untuk mengendalikan harga cabai, Roby mengaku telah menyiapkan operasi pasar. “Kita terus pantau. Kami optimistis harga cabai akan kembali normal,” tuturnya.
Di tengah kenaikan harga, sejumlah penjual cabai justru mengeluhkan berkurangnya pembeli. Mereka menduga turunnya pembeli karena banyak warung makan yang tutup lantaran sepi pembeli sebagai dampak pandemi Covid-19.
Arifin, salah satu pedagang sayur di Pasar Segiri mengatakan bahwa harga dari agen tempat dia mengambil cabai memang sudah naik.
“Dari sananya sudah tinggi harganya. Jadi mau tidak mau, kami juga meninggikan harga eceran,” terangnya.
Arifin berharap, cabai bisa kembali turun. Agar masyarakat bisa kembali ramai membeli. “Semoga ada tindaklanjut. Biar enak juga kami jualnya,” pungkasnya. (mrf/nha)