Oleh: M. Fiqri Al Kautsar
Sosial media tentunya sudah tidak asing lagi di masa sekarang. Bahkan di masa pandemi Covid-19 seperti ini, sosial media sangat berpengaruh besar kepada penggunanya. Apalagi masih banyaknya anjuran untuk selalu di rumah saja untuk beraktivitas. Sehingga peningkatan pengguna sosial media sangat tinggi. Bahkan pada tahun 2020, pengguna aktif media sosial mencapai 160 juta jiwa. Rata-rata pengguna sosial media per harinya bisa sampai 3 jam, 26 menit. Peningkatan ini tentunya terjadi karena arahan pemerintah yang mengharuskan beraktivitas di rumah saja karena pandemi Covid-19.
Pada sosial media Twitter, sempat ramai tagar #DirumahAja dan #GunakanMaker sebagai ajakan agar orang-orang berada di rumah saja dan yang masih melaksanakan aktivitas di luar rumah selama masa-masa pandemi Covid-19 ini. Akan tetapi, tagar ini hanya bertahan selama 2 minggu.
Kembali juga orang-orang sudah mulai melakukan aktivitas seperti biasa padahal anjuran dari pemerintah sendiri adalah melakukan aktivitas di rumah saja sampai masa pandemi ini selesai. Padahal masih banyak cara yang bisa dilakukan sebagai ajakan di sosial media untuk selalu menaati peraturan. Layanan streaming film secara online juga menjadi salah satu cara untuk selalu melakukan aktivitas dirumah saja.
Penggunaan sosial media selama masa pandemi ini meningkat terutama pada aplikasi Twitter, Instagram, dan TikTok. Pengguna Twitter masih sering memberikan sebuah cuitan tentang bahayanya pandemi Covid-19 ini. Tak heran banyak pro dan kontra yang terjadi pada sosial media Twitter. Kurangnya edukasi masih membuat banyak orang tidak percaya dengan Covid-19 ini. Sehingga masih sering orang-orang yang aktif sebagai pengguna Twitter memberikan respon yang beragam.
Pada Instagram dan TikTok, masih menjadi platform hiburan dan masih kurang untuk pembagian informasi-informasi terkait dengan Covid-19. Padahal pengguna sosial media saat ini di Indonesia adalah melalui platform Instagram dan TikTok. Pemahaman serta edukasi tentunya akan sangat mempengaruhi etika pengguna sosial media itu sendiri. Semakin banyak pengguna yang teredukasi oleh konten yang mendidik dan info-info terkini, tentunya akan meningkatkan pemahaman tentang bahayanya pandemi Covid-19 ini.
Etika dari sosial media berpengaruh kepada apa yang dibuka oleh pengguna tersebut. Dikarenakan adanya deteksi dari Artificial Intelligence atau A.I yang bisa mendeteksi kita sering membuka apa saja dan akan diberikan apa saja oleh A.I tersebut. Contoh nyatanya adalah apabila di Instagram ada pengguna yang mengikuti seorang influencer kesehatan, maka rekomendasi yang datang juga tidaklah jauh dari influencer kesehatan lainnya.
Cara etika komunikasi dari setiap influencer tersebut juga berbeda-beda tentunya. Inilah yang akan mencerminkan kita sebagai pengguna adalah orang yang seperti apa. Apabila kita sering mencari tau info-info menarik terkait dengan Covid-19, tentunya pemahaman serta etika kita akan lebih peka terhadap keadaan. Berbanding terbalik dengan orang yang tidak percaya dengan Covid-19 sehingga mengatakan kalau itu tidak ada. Biasanya orang tersebut tetap tidak menjalankan aturan yang diberikan.
Itulah kenapa, peranan sosial media sangatlah penting untuk berbagi informasi di masa-masa pandemi Covid-19 ini. Karena kitalah yang mengatur arah dari sosial media yang kita gunakan setiap harinya. Jangan langsung percaya dengan sebuah berita dan informasi yang ada. Riset dan cari tau terlebih dahulu sehingga kita bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak dan sesuai dengan fakta yang ada. Budayakan membaca dan selalu peka terhadap situasi yang ada. (*/beb)
Nama : M. Fiqri Al Kautsar
NIM : 1802055047
Program Studi : Ilmu Komunikasi A 2018
Mata Kuliah : Etika dan Profesi Komunikasi