SAMARINDA KOTA. Pandemi Covid-19 ternyata mendorong lahirnya beragam usaha kecil dan menengah baru (UKM) di Samarinda. Di Kaltim, hingga pertengahan 2021 tercatat ada 307 ribu UKM dengan total 1,5 juta warga yang menggantungkan hidup di sana.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Samarinda Ibnu Araby mengatakan, meski secara kuantitas UKM tumbuh pesat, namun tantangannya juga semakin berat. Untuk itu menurutnya harus ada reformasi total bagi pengusaha dalam mengembangkan usahanya.
“Kita memperbaiki sistem administrasi penjualan, kemudian packaging atau pengemasan,” ujar Ibnu saat ditemui Sapos usai membuka pelatihan Peningkatan Kapasitas Koperasi dan UKM di hotel MJ, Senin (5/7/2021).
Menurut Ibnu tidak sedikit ditemui pihaknya sejumlah UKM baru yang masih belum maksimal dari segi kemasan produk. Untuk itu Dinas Koperasi dan UKM Samarinda akan terus memberi pendampingan bahkan pelatihan selama pandemi.
“Kita coba perbaiki termasuk pemasarannya,” ungkap Ibnu.
Selain pendampingan, Dinas Koperasi dan UKM Samarinda juga telah membantu pengusaha untuk menerima modal yang merupakan program pemerintah pusat. Hingga Juni 2021 sudah 51 ribu UKM mendapatkan bantuan permodalan.
“Sepanjang September dan Oktober 2020 sudah tersalurkan dari pemerintah pusat yang ditransfer langsung melalui Bank BRI. Kemudian tahap pertama 2021 di bulan Maret, sekitar 18 ribu UKM yang mendaftar sudah menerima bantuan, terakhir pada Juni 2021, ada 22 ribu UKM yang dibantu dengan nilai bantuan masing-masing Rp 1,2 juta,” beber Ibnu.
Pesatnya pertumbuhan UKM di masa pandemi turut dibenarkan Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Kaltim, Mohammad Yadi Robyan Noor. Kenaikan secara kuantitas itu berada pada tiga sektor yaitu kuliner, teknologi informasi dan yang terakhir sektor farmasi.
“Menariknya karena awalnya ketika kami memperkirakan UKM akan turun ternyata justru makin berkembang. Jadi Covid-19 tidak membunuh koperasi dan UKM,” tegas Yadi.
Menurut Yadi sektor yang masih tertatih-tatih dalam menghadapi pandemi adalah pariwisata. Menurutnya, segala upaya yang dilakukan masih berat untuk mendongkrak geliat pariwisata di Kaltim.
“Namun kami tetap berupaya dengan menggerakkan sektor pariwisata bisa dilakukan secara online,” pungkasnya. (beb)