Bumi mengalami fenomena Aphelion pada bulan Juli ini. Aphelion terjadi mulai 6 Juli 2021, tepatnya pada pukul 06.27 Wita. Bumi berada di titik terjauh dari matahari. Jarak terdekat bumi ke matahari terjadi pada 2 Januari 2021 yaitu
147.093.163 km.
Pengamat Meteorologi dan Geofisika Stasiun Geofisika (BMKG) Samarinda, Sutrisno menyampaikan, Aphelion merupakan fenomena di mana posisi bumi berada pada titik terjauh dengan Matahari Aphelion tahun ini pada jarak 152.100.527 km.
“Jadi Aphelion ini merupakan fenomana rutin tahunan, di mana bumi berada di posisi terjauhnya dari matahari. Kita tidak dapat melihat secara langsung namun hanya dapat merasakan,” kata Sutrisno.
Lanjut Sutrisno, akan ada satu kali dalam setahun bumi, berada di titik terjauhnya dan satu kali akan berada di titik terdekatnya dari matahari.
“Untuk suhu minimum rata-rata dari tahun 1982 sampai 2019 hanya berkisar 23 -24 derajat. Sedangkan suhu minimum ekstrem yang pernah tercatat 18 derajat terjadi pada tahun 1982 di bulan oktober. Nah tahun ini kami prediksi antara 23-24 derajat itu,” ungkap Sutrisno.
Mengingat posisi Matahari saat ini berada di belahan Utara, maka tekanan udara di belahan Utara lebih rendah dibanding belahan Selatan yang mengalami musim dingin.
Oleh karenanya, angin bertiup dari arah selatan menuju utara dan saat ini angin yang bertiup itu dari arah Australia yang sedang mengalami musim dingin.
“Dampak yang ditimbulkan adalah penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang terletak di Selatan khatulistiwa. Untuk wilayah Kalimantan Timur khususnya Kota Samarinda tidak banyak pengaruhnya,” tutupnya. (kis/nha)