SUARA azan berkumandang di Kompleks Pemakaman Muslimin “Kelambu Kuning” terletak di Jalan Sultan Alimuddin, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), sekira pukul 10.15 Wita, Minggu (25/7) kemarin. Itu sebagai penghormatan terakhir dilakukan bocah laki-laki berusia 13 tahun, bernama Arga, menjelang pemakaman jenazah sang ibu bernama Deasy Setiawati (38).
Ya, sejak kemarin Arga bersama seorang kakak serta 2 adiknya, menjadi yatim piatu. Sebab Kamis (22/7) lalu, sang ayah bernama Ali Yusni atau biasa disapa Yusni (45), lebih dulu dimakamkan di pekuburan tersebut. Jadi hanya berselang 2 hari, Deasy –demikian ibunya Arga akrab disapa– menyusul sang suami, Yusni, menghadap Allah SWT. Keduanya gugur setelah didera Covid-19 atau virus korona.
“Kakak saya, Yusni masuk rumah sakit (RSUD AM Parikesit Tenggarong, Red) sejak 13 Juli 2021 lalu, karena Covid-19. Nah, sekitar 3 hari kemudian atau 16 Juli 2021, istrinya (Deasy, Red) ikut pula dirawat di rumah sakit. Mereka dirawat di lokasi sama, bahkan ranjangnya pun bersebelahan,” ungkap Yusri, adik kandung Yusni, kepada harian ini seusai pemakaman jenazah Deasy.
Rupanya kondisi Yusni terus menurun. Setelah menjalani perawatan khusus pasien Covid-19 sekitar sepekan, pada Kamis (22/7) dinihari sekira pukul 02.00 Wita, Yusni tutup usia. Deasy pun turut menyaksikan detik-detik terakhir kepergian suaminya. Hal itulah diduga membuat kondisi Deasy juga menurun drastis. Sehingga sekitar 2 hari kemudian, tepatnya Sabtu (24/7) malam, pukul 19.09 Wita, ibu rumah tangga itu meninggal dunia.
“Arga ini anak kedua almarhum kakak. Anak tertua bernama Arya, berusia 17 tahunan. Kemudian anak ketiga atau adiknya Arga, namanya Abay berumur sekitar 9 tahun. Ada lagi seorang adik perempuan Arga, masih umurnya sekitar 5 tahunan. Jadi keempat anak yatim piatu ini nanti akan diasuh Mbok Ita, kakak kandung almarhumah Deasy,” jelas Yusri, lagi.
Kehilangan kedua orangtua bagi Arga tersebut, ternyata mengetuk perhatian dan kepedulian Dandim 0906/Kukar, Letkol Inf Charles Alling beserta jajarannya. Dandim langsung menemui Arga, seusai bocah berstatus santri sebuah pondok pesantren di Tenggarong ini memakamkan jenazah sang ibu. Pada kesempatan itu Aling –demikian Dandim Kukar ini akrab disapa– menyemangati Arga sekaligus memberikan santunan.
“Kami turut berduka atas meninggalnya kedua orangtua Arga. Tolong sabar ya Nak? Nanti kami akan memberikan bantuan setiap bulan. Untuk membantu keperluan pendidikan Arga maupun keperluan penting lainnya. Jangan dilihat dari jumlahnya. Tapi itu semata-mata bentuk perhatian dan kepedulian kami kepada Arga,” ucap Aling kepada pihak keluarga sembari mengelus-elus kepala Arga yang sesekali masih menangis sedih.
Pantauan Sapos di lapangan, rumah Arga di Jalan Gunung Belah, Tenggarong, dalam kondisi terkunci. Jadi sementara waktu ini, Arga bersama seorang adik perempuan, diasuh seorang tante atau kakak kandung ibunya. Sedangkan seorang kakak laki-laki dan seorang adik laki-lakinya, masih menjalani perawatan Covid-19 di Wisma Atlet Tenggarong Seberang.
“Saya terus berdoa supaya bapak dan ibu bahagia di surga. Saya akan terus belajar sampai nanti jadi ustaz,” kata Arga yang sangat tabah menerima musibah tersebut.
Kematian pasangan suami istri (Pasutri) ini memang menyedihkan. Mengingat selama ini Yusni dan Deasy termasuk pasutri bahagia bersama 4 buah hatinya. Bahkan dalam akun facebook-nya, Deasy kerab mengunggah kebahagian keluarganya. Tidak itu saja, Deasy masih sempat mengunggah kondisinya bersama suami, ketika menjalani perawatan di rumah sakit. “Begini dah kalau cinta, sakit pun sama-sama. Behigaan ranjang hak pulang. Semangat sehat sayangku,” tulis Deasy pada tayangan Tik Tok diupload pada akun facebook-nya, Jumat (16/7) lalu.
Perempuan ramah ini pun terkesan sudah punya firasat, bakal berpulang ke Rahmatullah bersama-sama suaminya. Sebab di sejumlah vidio TikTok dibuatnya kerab membuat tulisan “cerita cinta aku dan suamiku, sampai akhir hayat kita berdua selalu bahagia”. Ada pula pesan “wasiat” kepada anak-anaknya. “Teruntuk anak-anak kami tersayang, jika kami tak ada lagi bersama kalian, tolong jagalah ikatan persaudaraan kalian. Saling membantu jika ada memerlukan bantuan. Tanpa memandang status kaya dan miskin”. (idn/nha)