JAYAPURA. Perjuangan petinju Kaltim Rahman Manurung harus terhenti di partai keduanya pada PON XX/2021 Papua. Menghadapi petinju asal Sulawesi Utara (Sulut), Christian Toar J Sompota, Senin (11/10) kemarin, Rahman harus mengakui keunggulan lawannya tersebut.
Langsung berinisiatif menyerang, Rahman tampak tak siap mengantisipasi keunggulan postur dan jangkauan musuhnya. Mencoba bermain rapat, namun lawan cukup cerdik untuk memanfaatkan panjang jangkauan pukulnya.
Beberapa kali Rahman menerima jab cukup keras yang mendarat di wajahnya. Namun patut diapresiasi, Rahman tetap berusaha merangsek menembus kokohnya pertahanan Christian.
Menanggapi jalannya pertandingan, pelatih tinju Kaltim Fahrudi mengaku cukup kaget dengan style bermain lawan. Meski sudah berusaha mengubah strategi di ronde kedua, diakui lawannya cukup cerdas untuk bisa menggagalkan setiap upaya duel jarak dekat yang diinginkan Kaltim.
“Saya kaget juga lihat gaya bermainnya berubah. Tidak sama seperti di pertemuan terakhir mereka di Ternate lalu,” ucap Fahrudi.
Namun Rudi mengapresiasi semangat Rahman yang pantang menyerah. Meski lawan terlihat unggul segalanya, bahkan petinjunya juga sempat beberapa kali terkena pukulan telak, Rahman tetap tak goyah untuk menyerah. Selain itu, Rudi juga menyayangkan adanya pukulan lawan yang masih bisa dicounter, namun ternyata masuk dalam hitungan.
“Kalau dari stamina, saya yakin Rahman tidak akan dipukul KO. Cuma saya sempat bingung dengan keputusan wasit memberikan hitungan untuk pukulan yang masih bisa dicounter,” jelasnya lagi.
Terkait hasil yang diperoleh tim tinju Kaltim, Rudi memohon maaf karena belum bisa mencapai target yang diinginkan. Namun raihan satu perunggu dari Rahman, tetap patut disyukuri.
“Kami memohon maaf belum bisa memberikan yang terbaik. Tapi saya juga berterima kasih kepada atlet yang sudah berjuang semaksimal mungkin,” ujarnya mengakhiri. (rz/nha)