SAMARINDA. Cedera ligamen yang sudah lama membekap, menjadikan Papang Ramadhan sempat tak percaya diri menghadapi persaingan di PON XX/2021 Papua. Hanya 3 minggu menjalani latihan di atas matras, membuat dirinya semakin pesimis mampu mempertahankan predikat sebagai juara bertahan. “Sejak 2011 sampai sekarang, saya tidak pernah berdiri di podium dua,” ucap Papang.
Memiliki beban mental akibat cedera lama yang kembali kambuh, Papang sempat merasa down. Butuh waktu baginya untuk meyakinkan diri, berkonsultasi dengan pelatih, rekan-rekan, hingga menggunakan jasa psikiater menjadi cara yang ia gunakan.
Dengan dukungan penuh itulah, Papang tetap berjuang dan akhirnya membuktikan, bahwa dia adalah penguasa di cabor gulat gaya grego roman di kelas 130 kg. Bertanding dengan sistem round and robin, di kelas yang diikutinya ada 5 pegulat yang bermain, dari tuan rumah, DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Semua lawan berhasil dilibasnya sehingga emas adalah ganjaran setimpal untuk usaha kerasnya tersebut.
“Dalam kondisi begini, saya memerlukan startegi dan taktik. Bisa dilihat, saat bertanding saya butuh dua babak. Biasanya satu babak habis, saya powerfull di awal,” ucapnya.
Satu hal yang disyukurinya, lawan tidak mengetahui bahwa ia sedang cedera. Untuk mengatasi masalah ini, ia disarankan untuk menggunakan dua dekker di bagian tubuh yang sakit, dan terbukti itu mampu mengelabui lawan bahwa dirinya baik-baik saja.
“Lawan lihat saya sebagai juara bertahan dan sibuk memikirkan cara untuk mengalahkan. Untungnya mereka tidak tahu dengan cedera ini,” tutur Papang lagi.
Tak lupa Papang menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya untuk KONI Kaltim, yang sudah membantu pengobatannya hingga ke Kediri. Juga untuk para pengurus di Pengprov Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Kaltim, psikolog dan juga tenaga fisioterapi, yang membantunya tetap bisa bertanding.
“Tak ada kata lain, selain Alhamdulillah,” ucapnya mengomentari kemenangan ini.
Setelah ini, Papang mengaku akan konsentrasi pada pemulihan cederanya. Termasuk akan kembali ke pekerjaan yang sudah berbulan-bulan ia tinggalkan. Sempat terpikir untuk pensiun, namun saran dari tim pelatih, ia diminta tetap bisa tampil di PON selanjutnya nanti.
“Yang jelas saya akan fokus untuk pemulihan dulu. Untuk PON nanti di Aceh dan Sumatera Utara, saya harus memastikan kondisi terlebih dahulu,” katanya memungkasi. (rz/nha)