SAMARINDA KOTA. Laga penutup putaran pertama Liga 1 pada seri ketiga, 14 Desember lalu menyisakan luka bagi Borneo FC. Bukan hasil imbang 2-2 saat bertemu Madura United, melainkan jatuhnya sanksi kepada kapten Pesut Etam, Javlon Guseynov. Ya, Javlon harus menerima sanksi larangan bermain di empat pertandingan pada seri keempat yang akan dimulai 8 Januari mendatang. Sanksi diberikan setelah Javlon dihadiahi kartu merah di menit 68. Saat diusir keluar lapangan, Javlon sempat tertangkap kamera melemparkan ban kapten ke arah wasit yang memimpin pertandingan.
Hal ini membuat Komite Disiplin PSSI mengambil keputusan untuk menjatuhkan sanksi pada Javlon. Sidang Komdis sendiri dihadiri Irjen Pol (Purn) Drs Erwin TPL Tobing, Eko Hendro Prasetyo, Umar Husin, Khairul Anwar dan Adji Riduan Mas.
Tak hanya sanksi empat pertandingan. Javlon juga didenda finansial sebesar Rp 50 juta atas perbuatannya tersebut. Namun manajer tim, Dandri Dauri saat dikonfirmasi kemarin mengaku, sanksi kepada Javlon dianggap sangat berat. Sebab apa yang dilakukannya terjadi spontan.
“Kami akan melalukan banding atas kasus Javlon. Sebab keputusan diambil tanpa melibatkan kami dari Borneo FC. Bisa dikatakan, keputusan diambil secara sepihak tanpa mendengarkan alasan dari pihak yang dijatuhi sanksi,” terang Dandri.
Harusnya kata Dandri, Komdis PSSI memanggil Javlon dan perwakilan tim untuk disidang, agar ada alasan disuarakan pemain bersangkutan.
“Yang terjadi justru keputusan diambil tanpa sepengetahuan kami kapan sidang dilakukan,” terangnya.
Saat ini langkah untuk banding sudah disiapkan manajemen Borneo FC. Mereka berharap sanksi kepada Javlon bisa dikurangi. Sebab Javlon adalah pilar utama di barisan belakang tim selama ini.
“Mudah-mudahan langkah kami untuk banding bisa diterima,” harap Dandri.
Selain menjatuhkan sanksi kepada Javlon, Dandri Dauri serta Muhammad Yusuf Zulfikar juga mendapat teguran keras dari Komdis PSSI, karena dianggap bersikap dan perilaku berlebihan pada laga yang berlangsung panas saat itu. (upi)