SANGSANGA. Kecamatan Sangasanga di Kutai Kartanegara (Kukar) tak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa ini dalam mempertahankan kemerdekaan dari penjajah Belanda puluhan tahun silam. Karena itu, Sangasanga masih melekat disebut sebagai Kota Perjuangan. Nah, Kamis (27/1) kemarin, peringatan ke-75 Peristiwa Merah Putih di Sangasanga, kembali diperingati secara khidmat dan sederhana.
Meski sudah 75 tahun merayakan peristiwa bersejarah tersebut, namun sesungguhnya masyarakat Sangasanga belum sepenuhnya merdeka dari penjajahan. Koreksi itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Kaltim HM Samsun yang hadir dalam upacara peringatan, kemarin.
Politisi PDIP itu menyebut Sangasanga belum merdeka sepenuhnya. Secara kebangsaan memang merdeka, tetapi masyarakat di sini sebagian besar wilayahnya resmi menjadi wilayah konsesi perusahaan, khususnya PT Pertamina. “Sehingga banyak masyarakat Sangasanga yang tidak memiliki hak atas kepemilikan lahan,” ungkap anggota dewan dari daerah pemilihan (dapil) Kukar ini.
Karena itu, katanya, masyarakat Sangasanga masih membutuhkan perhatian serius pemerintah. “Karena hingga kini pembangunan dan fasilitas yang layak belum bisa dirasakan dengan baik oleh warga setempat,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Bupati Kukar Edi Damansyah menyebutbahwa warga Kaltim meski bersyukur dan bangga, karena Sangasanga menjadi salah satu kota bersejarah. Sangasanga juga merupakan kota kenangan yang menjadi saksi perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari belenggu penjajahan Belanda yang ketika itu kembali ingin berkuasa untuk merebut ladang minyak di Sangasanga.
“Peristiwa heroik pada 27 Januari 1947 itu telah menorehkan sejarah yang patut kita kenang sepanjang masa sebagai teladan perjuangan bagi generasi sekarang dan akan datang. Ini bentuk komitmen dalam mempertahankan kemerdekaan dari penjajah. Peristiwa Merah Putih Sangasanga merupakan perjuangan berskala nasional yang sepantasnya menjadi catatan sejarah penting di antara catatan sejarah nasional lainnya di tanah air,” ucapnya.
Bupati mengajak masyarakat untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim. Sedikit-banyaknya jika IKN terwujud, menurut dia, Sangasanga juga akan mendapat dampak positif dari keberadaan IKN.
Dalam upacara ini, turut ditampilkan kolosal Teater Merah Putih yang menceritakan peristiwa pada 1947 silam.
Teater ini dilakukan oleh pelajar SMA hingga SD Sangasanga. Mereka menampilkan seni teater apik dan menarik, bahkan sanggup menguras emosi penontonnya. (mrf/nha)