TENGGARONG. Sejumlah kecamatan di pedalaman Kutai Kartanegara (Kukar), selama ini bisa dikatakan langganan banjir. Kecamatan itu tak lain Tabang, Kembang Janggut serta Kenohan. Ada pula Muara Kaman dan Kota Bangun. Karena itu Komandan Korem (Danrem) 091/Aji Surya Natakesuma (ASN), Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Dendi Suryadi, mengingatkan warga agar secara dini mengantisipasi banjir.
“Kan banjir terbilang biasa terjadi di odah etam ini. Khususnya di sepanjang aliran Sungai Belayan. Itu semestinya bisa diantisipasi secara dini. Misalnya, membuat rumah panggung lebih tinggi dari biasa. Bahkan jika perlu, pindah dari sekitar bantaran Sungai Belayan ini,” ujar Dendi –demikian Danrem 091/ASN ini akrab disapa– pada Rabu (25/5) pagi, ketika menemui sejumlah tokoh masyarakat Desa Gunung Sari, Kecamatan Tabang.
Kehadiran Dendi bersama sejumlah petinggi Korem 091/ASN ini, sekaligus menyalurkan bantuan kepada warga terdampak banjir. Mengingat sepekan lalu, pemukiman warga pada 17 dari 18 se-Kecamatan Tabang, telah dilanda banjir. Penyaluran sembako secara simbolis oleh Danrem Dendi, juga disaksikan Dandim 0906/Kukar Letkol Inf Jeffry Satria bersama pejabat setempat. Termasuk Kapolsek IPTU Joko Sulaksono bersama Danramil Tabang Kapten Inf Purba.
“Informasi kami terima, banjir kali ini lebih dari biasanya. Memang ada semacam siklus 10 tahunan, terjadi banjir besar di wilayah Tabang dan sekitarnya. Coba lihat sendiri, di rumah Pak Muksin ini, beberapa kali banjir tak pernah tenggelam. Tapi kali ini, air masuk rumah setinggi 20 Sentimeteran. Masih untung, banjirnya cepat surut. Jadi warga Tabang harus tetap waspada,” urai Dendi sembari menunjukan tanda bekas tanda tinggi genangan air, di sebuah rumah warga Gunung Sari tersebut.
Seperti diberitakan harian ini, pertengahan Mei 2022 lalu belasan desa di Kecamatan Tabang dilanda banjir. Musibah alias bencana alam tersebut, merupakan imbas curah hujan berlebih di kawasan hulu Tabang dan sekitarnya. Setelah beberapa hari Tabang kebanjiran, air segera surut. Namun banjir justru “menular” ke tetangganya, Kecamatan Kembang Janggut.
Akibatnya sebanyak 11 desa se-Kecamatan Kembang Janggut “tenggelam”. Karuan saja aktivitas masyarakat terganggu. Bahkan kegiatan belajar mengajar di sekolah, terpaksa diliburkan. Menurut Camat Kembang Janggut, Tego Yuono, ketinggian air di sejumlah desa mencapai 2 Meteran.
“Kami berupaya agar masyarakat terdampak banjir, dapat tetap mendapatkan berbagai bahan kebutuhan pokok,” ucap Tego kepada harian ini.
Nah kini, banjir telah melanda nyaris semua desa di bilangan Kecamatan Kenohan. Tidak bisa tidak, warga pastinya kesulitan. Apalagi kawasan Kenohan termasuk jalur poros utama transportasi masyarakat pedalaman Kukar. Pada beberapa lokasi, tidak bisa dilintasi kendaraan berupa sepeda motor maupun mobil.
“Dalam setahun ini, Kenohan beberapa kali kebanjiran. Tapi kali ini paling besar. Petugas kami terus memantau semua desa. Mengingat biasanya, banjir lebih lama bertahan di wilayah Kenohan,” ujar AKP Syahrial Harahap selaku Kapolsek Kenohan. (idn/nha)