SEGIRI. Setelah dua tahun tertunda, akhirnya para jemaah haji bisa menunaikan salah satu rukun Islam yaitu berangkat ke Tanah Suci, Mekkah. Saat ini para jemaah akan dipulangkan secara berangsur ke daerah asal. Momen kepulangan jemaah ini pun disambut dengan penuh haru oleh keluarga mereka yang tengah menanti.
Kamis (4/8) menjadi jadwal kepulangan kloter pertama di Kota Samarinda yang di tempatkan di GOR Segiri, Jalan Kesuma Bangsa. Sejak pagi sudah banyak keluarga jemaah menanti di luar gedung yang dibatasi dengan pagar oleh petugas keamanan. Namun kedatangan jemaah dikabarkan mengalami sedikit kendala, lantaran bus yang membawa jemaah dari Asrama Embarkasi Balikpapan itu mengalami bocor ban. Hingga pada pukul 13.46 Wita armada yang membawa jemaah tersebut tiba di GOR Segiri.
Di tengah hujan lebat, para keluarga jemaah haji pun menyambut dengan meriah kedatangan mereka. Beberapa kali ada yang terlihat meneteskan air mata bahagia lantaran bisa bertemu kembali dengan jemaah yang tiba dengan selamat. Tak sedikit diantara para jemaah haji yang mengenakan pakaian nyentrik hingga mengundang perhatian banyak dari keluarga jemaah lainnya.
Rasa syukur juga tak henti diucapkan oleh Asisten III Sekretaris Kota Samarinda, Ridwan Tassa. Ia mengaku momentum ibadah haji tahun ini benar-benar menjadi penantian yang lama bagi para jemaah yang telah mendaftar tahun lalu, akibat pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah semuanya sehat tiba di Samarinda. Kami harapkan tahun depan akan ada penambahan kuota haji lagi dari pemerintah pusat maupun pemerintah Arab Saudi,” tuturnya.
Menambahkan Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Samarinda Baequni mengatakan bahwa seluruh jemaah dari Kota Samarinda khususnya kloter 1 ini umumnya dalam kondisi sehat. Namun masih menyisakan dua jemaah lagi yang merupakan sepasang suami istri, masih bertahan di Asrama Madinah. Lantaran kondisi kesehatannya dianggap tidak memungkinkan untuk dipulangkan bersama rombongan lainnya.
“Tapi berdasarkan informasi terakhir yang kami pantau, kondisinya sudah membaik dan segera dipulangkan mengikuti kloter yang masih ada slotnya. Kemungkinan kloter terakhir yang jumlahnya lebih sedikit,” ungkap Baequni.
Sementara itu salah seorang jemaah haji bersama suami dan keluarga, Nuryana setyo lestari mengaku sangat bersyukur bisa menuntaskan kewajibannya sebagai umat muslim. Wanita berusia 37 tahun ini mengaku bertahan di Mekkah memang tidak mudah. Sebab iklimnya sangat berbeda jauh dengan Indonesia.
“Cuacanya sangat ekstrem, siang hari suhunya bisa sampai 40 derajat. Untungnya kami semua pulang dengan selamat. Untuk calon jemaah yang akan mengikuti ibadah haji nanti, sebisa mungkin untuk mempersiapkan diri belajar jalan agar bisa mengikuti rangkaian ibadah dengan lancar,” pungkasnya. (hun/nha)