HUJAN yang mengguyur hampir di seluruh kawasan di Samarinda membuat aktivitas warga terganggu. Imbas dari hujan intensitas sedang hingga tinggi yang terjadi pada Rabu (14/9) dini hari hingga pagi, membuat jalan utama hingga permukiman warga terendam banjir.
Tak sampai di situ, hujan selama 5,5 jam juga membuat musibah longsor terjadi di belasan titik hingga sebuah pohon tumbang menutup badan jalan.
Data Info Taruna Samarinda (ITS), akibat cuaca ekstrem tersebut, 30 jalan utama hingga permukiman warga terendam banjir. Sementara jumlah titik longsor terjadi di 19 lokasi berbeda.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Suwarso menjelaskan, ketinggian banjir bervariatif. Antara 20-80 sentimeter. Timnya telah menerjunkan 6 perahu untuk membantu warga terdampak banjir. Perahu tersebut tersebar di titik terdampak banjir sebagai bentuk antisipasi.
“Siapa tahu ada yang ingin dievakusi, kapal sudah siap. Tim kami terjun ke lapangan untuk membantu warga,” ujar Suwarso.
Pihak BPBD akan terus memantau kondisi banjir yang berlangsung sejak pagi. Pihaknya meminta warga untuk pro aktif melaporkan kejadian banjir di wilayah masing-masing agar cepat mendapat tanggapan.
“Silakan kepada relawan terdekat atau langsung kepada kami BPBD. Untuk sementara, bantuan mendesak yang memang bisa kami kerahkan adalah perahu tersebut,” tuturnya.
Sementara untuk musibah longsor, sepanjang pagi pihaknya sudah melakukan pendataan. Longsor diakibatkan tanah labil. Rata-rata longsor terjadi di kawasan perbukitan
“Salah satu lokasi longsor terparah terjadi di Jalan Pelita IV, Gang Apel, RT 13, Kelurahan Sambutan. Di lokasi ini satu orang meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor,” ungkap Suwarso. Sejauh ini upaya untuk mendapatkan identitas korban masih dikejar tim redaksi sapos.co.id. (kis/nha)