SAMARINDA KOTA. Pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VII tahun ini diwarnai begitu banyak dinamika. Mulai dari tarik ulur jumlah cabor yang dimainkan, jadwal pelaksanaan hingga pertanyaan akan kesiapan Berau selaku tuan rumah.
Sebelumnya, sesuai kesepakatan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) antara Panitia Besar (PB) Porprov dan KONI Kaltim, Agustus lalu, disetujui jumlah cabor yang dipertandingkan sebanyak 52. Kemudian waktu pelaksanaan ditetapkan pada 12-23 November 2022. Namun terakhir, hasil rapat internal PB Porprov, meminta jadwal diundur dua pekan, 28 November-7 Desember 2022, melalui surat permohonan yang dikirimkan ke gubernur Kaltim.
Tentu saja keputusan ini menimbulkan pro kontra, karena menyangkut persiapan-persiapan daerah peserta, baik kesiapan atlet maupun anggaran yang dialokasikan. Pasalnya, sejumlah kabupaten/kota diketahui telah membayar uang muka untuk kebutuhan akomodasi, konsumsi dan transportasi kontingennya, sesuai dengan tanggal yang disepakati. Bahkan dalam rapat antara kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) se-Kaltim di Kabupaten Paser, meminta ajang ini tetap dilaksanakan sesuai jadwal awal.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Samarinda, Muslimin, yang saat rapat bersama di Paser itu ditunjuk selaku juru bicara, mengatakan pertemuan itu dilakukan dengan mencermati isu-isu yang berkembang. Ditemui di ruangannya, Senin (31/10) lalu, Muslimin memahami bahwa PB Porprov tentu memiliki alasan sendiri untuk memundurkan tanggal pelaksanaan. Namun hal itu sebaiknya harus tetap melihat kesiapan dan kemampuan daerah-daerah peserta.
Seperti disebut di awal, hal-hal yang juga harus dipertimbangkan tuan rumah, pertama adalah beberapa di antaranya sudah membayar uang muka untuk kebutuhan kontingennya, sesuai jadwal awal. Pengunduran ini juga berimplikasi pada persiapan atlet, secara otomatis mengacaukan program yang sudah disusun.
“Artinya kabupaten/kota ini sudah siap, ketika mundur, program otomatis berubah. Selain mengganggu persiapan juga memengaruhi finansial, karena jelas menambah waktu TC lagi,” ucap Muslimin.
Sementara terkait uang sewa yang sudah terlanjur melakukan kontrak, Muslimin menanyakan apakah hal itu bisa dijadwal ulang. Terlebih ada bahasa dikontrak yang dilakukan, uang muka akan hangus jika tak digunakan sesuai tanggal booking. Tentu saja ini akan menimbulkan permasalahan baru bagi kabupaten/kota peserta. Sehingga akhirnya pertemuan itu merekomendasikan, agar porprov tetap dijalankan sesuai kesepakatan awal.
“Belum lagi saya mendengar info, bila porprov ini diundur sehari saja, Penajam Paser Utara dan Paser akan mengundurkan diri sebagai peserta,” imbuhnya lagi.
Dikonfirmasi atas surat permohonan pengunduran pelaksanaan porprov, Gubernur Isran Noor menanggapi singkat. “Biasa saja itu, kalau memang belum siap bagaimana mau dilaksanakan. Masih lumayan hanya dimundurkan, dari pada dibatalkan, kasihan lagi atlet,” jawab Isran usai menghadiri kegiatan penyerahan simbolis penghargaan untuk atlet berprestasi, Selasa (1/11) kemarin.
Sementara itu, Kadispora Kaltim, Agus Tianur, menyebut bahwa pertemuan di Paser lalu itu hanya menyampaikan harapan. Senada dengan gubernur, soal kesiapan itu bergantung sepenuh kepada tuan rumah.
“Kalau memang tidak siap, apa mau dikata,” pungkasnya. (rz/upi)