BOS. Itulah panggilan sehari-hari yang disematkan kepada Ismail Bolong. Pria yang viral karena video pengakuannya terhadap aktivitas tambang ilegal di Kaltim. Ismail tercatat bermukim di Jalan Rajawali Dalam 1, RT 10, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang. Dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi, sebagian orang yang mengenalnya memanggil dia bos.
DERETAN mobil mewah terparkir di rumah mewah berkelir putih bernomor 23 yang dihuni Ismail bersama istri dan keempat anaknya. Ismail dan keluarga sudah tinggal di rumah mewah dengan berbagai fasilitas tersebut lebih dari 10 tahun lalu. Saat aktif sebagai anggota Polri, Ismail memiliki profesi sampingan di bidang tambang batu bara. Meski terbilang sukses dan menambah pundi-pundi kekayaannya.
Dalam video pertama yang tersebar, Ismail terlihat gugup. Saat membacakan testimoni yang disodorkan padanya Ismail tampak tertekan. Apa yang dibacakannya itu tertuang pula di dalam hasil penyelidikan yang dilakukan Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Mabes Polri tertanggal 7 April 2022. Saat itu Kadivpropam masih dijabat Irjen Pol Ferdi Sambo.
Usai membacakan testimoni, Ismail mengajukan pensiun dini sebagai anggota Polri dengan pangkat terakhir sebagai Aiptu.
Pada video kedua , Ismail justru membantah apa yang diucapkannya. Dengan nada terbata-bata dan sedikit berkeringat, Ismail mengaku tertekan dan diintimidasi saat membacakan testimoni tersebut.
Warga di sekitar rumahnya mengaku kaget saat melihat dua video yang viral tersebut. Meski mengetahui jika Ismail bisnis batu bara, namun warga tidak menduga atas pengakuan Ismail. Antara percaya dan tidak. Warga kebanyakan menyayangkan jika Ismail terlibat batu bara ilegal.
“Pagar rumahnya memang selalu terkunci. Namun penghuninya tidak sombong. Tetap menegur dan berbaur dengan warga. Terutama saat ada kegiatan kemasyarakatan,” kata Yaser (37) warga sekitar.
Ketua RT 10, Titus Sidete menjelaskan, dirinya terakhir berjumpa langsung dengan Ismail pada Kamis (3/11) lalu saat menghadiri acara pernikahan di permukimannya. Saat itu Titus duduk bersebelahan dengan Ismail. “Hanya ngobrol biasa. Warga sini sudah biasa memanggil pak Ismail dengan Pak bos. Pak Ismail tidak keberatan dengan panggilan itu,” kata Titus.
Panggilan Pak Bos yang disematkan kepada Ismail bukan tanpa alasan. Ismail dikenal royal dan ringan tangan kepada warga. Terutama saat ada kegiatan yang membutuhkan bantuan baik uang maupun barang. Di kalangan warga, Ismail terkenal dermawan dan siap membantu jika dibutuhkan.
Titus mencontohkan, saat ada kegiatan pembangunan masjid, Ismail turut membantu dengan menyumbang dana maupun barang.
“Yang penting dia (Ismail) dihubungi, pasti dibantu. Terakhir pernah membantu kelengkapan seragam untuk warga,” ungkap Titus.
“Kalau di warga Jalan Rajawali Dalam, tidak ada yang meragukan jiwa sosial pak Ismail,” imbuh Titus.
Titus terakhir berkomunikasi dengan Ismail melalui pesan singkat pada Senin (7/11) sekitar pukul 23.00 Wita. Dalam pesan singkatnya, Ismail mengatakan jika dirinya akan berangkat ke Jakarta. Namun dalam pesan singkat itu, Ismail tidak menjelaskan apa keperluannya ke ibu kota.
Saat ini nomor ponsel Ismail sudah tidak dapat dihubungi. Titus menduga jika nomor ponsel yang biasa digunakan berkomunikasi dengannya telah berganti.
Sementara itu, anak pertama Ismail bernama Riski yang berhasil ditemui mengatakan, sangat kaget atas apa yang terjadi pada ayahnya. Dirinya juga baru tahu setelah dua video yang menyebar saat ini.
Untuk hari ini (kemarin) dirinya sudah kesulitan berkomunikasi dengan ayahnya.
Namun, Riski menduga jika sang ayah saat ini berada di Jakarta. “Terakhir ayah hanya berpesan agar kami berada di rumah saja. Makanya kami tetap di rumah saja sambil menunggu Ayah,” singkat Riski.
Ismail Bolong, bekas anggota Polresta Samarinda membuat heboh seantero negeri lewat video pengakuannya sebagai pemain tambang ilegal. Video itu pertama kali beredar pada Sabtu (5/11) pukul 01.00 Wita dini hari, melalui salah satu akun di YouTube.
Untuk memuluskan bisnis hitamnya, Ismail mengaku menyetor uang tunai hingga miliaran rupiah yang diantarkannya sendiri kepada Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Agus Andrianto. Belum genap 24 jam video itu beredar dan menjadi viral, video kedua yang berisi klarifikasi dan bantahan Ismail Bolong juga muncul di permukaan.
Hasil penelusuran media ini dengan menggunakan sejumlah aplikasi, jumlah penonton pada video pertama masih jauh lebih besar dari penonton video kedua. Setidaknya terlihat per pukul 21.30 tadi malam (6/11).
Upaya konfirmasi yang dilakukan media ini kepada Ismail Bolong tidak berhasil. Dihubungi via nomor telepon yang biasa digunakannya juga tidak tersambung.
Pun saat media menyambangi salah satu kediaman Ismail Bolong di bilangan Sambutan, juga tidak berhasil. Ismail Bolong sempat terlihat saat menghadiri pernikahan putri dari kerabatnya di kawasan Jalan Rajawali Dalam, Sungai Pinang pada Kamis (3/11) lalu atau dua sebelum video itu beredar.
Pengakuan Ismail Bolong ini tidak hanya terlanjur membuat kehebohan. Video tersebut bahkan menimbulkan banyak spekulasi. Salah satunya isu “perang bintang” di lingkungan Mabes Polri. Hal itu ditegaskan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopulhukam) Mahfud MD. Kata Menko, isu perselisihan antarpejabat tinggi di kepolisian harus diatasi.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli pada Minggu (6/11) lalu mengatakan, jika Ismail saat ini bukan lagi anggota Polri di Polresta Samarinda. Ismail Bolong sudah mengajukan pensiun dini. Sebelum mengajukan pensiun dini. Ismail Bolong aktif berdinas di Satuan Intelkam Polresta Samarinda, dengan pangkat terkahir Ajun Inspektur Satu (Aiptu).
“Permohonan pensiun dini dilakukan pada bulan Februari dan April 2022 sudah tidak aktif lagi,” terang Kapolresta. Kapolresta mengaku jika inspeksi perilaku menyimpang serta lainnya, yang melanggar aturan di tubuh Polri terus dilakukan.
“Sebelum ada viralnya video itu juga, kami rutin melakukan inspeksi kepada anggotanya,” tegasnya. (kis/nha)