MUGIREJO. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan bagian penting dari proses pembangunan. Sayangnya, bekal pendidikan yang tidak cukup berakibat pada minimnya keterampilan yang dapat dijadikan bekal hidup. Di Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda misalnya yang memiliki angka pengangguran cukup tinggi.
Banyak hal yang menyebabkan hal itu terjadi. Mulai minimnya keterampilan atau kecakapan yang dimiliki hingga permasalahan permodalan.
Untuk itu diperlukan sebuah pelatihan keterampilan praktis yang komprehensif. Diharapkan dari kegiatan itu dapat diimplementasikan yang dapat dijadikan bekal untuk kelangsungan hidup.
Hal inilah yang mendasari jajaran civitas akademika Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) yang melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di kawasan tersebut. Tema pelatihan yang dipilih adalah pembekalan pengetahuan dan keterampilan pengoperasian mesin pencacah kompos. Kegiatan itu dilakukan pada 10-11 November 2022.
Dua dosen Polnes dilibatkan sebagai pemateri dalam kegiatan ini. Mereka adalah Suparno, ST., MT dan Ir Subarto. TA. M.Eng. Sebelum menggelar pelatihan dengan tema tersebut, pihaknya melakukan observasi terlebih dahulu. Dari observasi itu didapatkan informasi bahwa kemampuan peserta dalam memahami pengetahuan dan keterampilan tentang pengoperasian mesin pencacah kompos memang masih rendah. Karena dalam keseharian jaringan menggunakan peralatan manual. “Bahkan ada dari peserta yang belum sama sekali memahami tentang penggunaan peralatan pengoperasian mesin pencacah kompos,” ungkap Suparno.
Meski begitu, tujuan dari kegiatan ini disebut tetap tercapai. Di mana, 10 peserta dianggap mampu meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap belajar, dan kecakapan hidup. Dilanjutkan Suparno, dari program ini peserta diharpakan memperoleh pekerjaan khususnya pekerjaan pengoperasian mesin pencacah kompos. Selain itu juga dapat memberikan motivasi dan etos kerja yang tinggi sehingga para peserta dapat bekerja secara professional.
“Sekaligus juga dapat emberikan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang menunjang keterampilan. Mengaktualisasikan potensi peserta pelatihan, sehingga dapat dipergunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi. Dan terakhir mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan setempat,” pungkasnya. (soc/nha)