SIDODAMAI. Hujan yang mengguyur sebagian besar di Kota Samarinda sejak pukul 14.00-15.30 Wita cukup membuat sejumlah ruas jalan terendam banjir. Akibatnya sejumlah titik terjadi kemacetan panjang. Baik karena pengendara mengurangi kecepatan maupun karena kendaraan yang mogok, Jumat (25/11).
Dari data Info Taruna Samarinda (ITS) tak kurang dari sembilan ruas jalan terendam banjir di antaranya : Jalan Lambung Mangkurat, Gerilya, Mugirejo, Damanhuri, AW Sjahranie, Gunung Kapur, Kebon Agung, Damai dan Ir Katamso. Salah satu lokasi yang menjadi langganan Banjir adalah Jalan Damai, Kelurahan Sidodamai, Kecamatan Samarinda Ilir. Akibat hujan selama 3 jam itu. Warga merasakan kesulitan akibat luapan air bercampur lumpur di permukiman mereka
Sepanjangan 1 kilo meter jalan ini terendam banjir di barengi aliran arus air yang deras. Ketinggian air di lokasi ini bahkan hingga selutut orang dewasa. Ketua RT 009 Alimuddin mengatakan, sudah sejak lama wilayahnya selalu terdampak banjir yang cukup dalam. Jika banjir dilingkungan 4 RT bakal terkena dampaknya, yakni RT 99, RT 25, 26 dan 27. Warga sebenarnya sudah berilang kali mengeluh tentang kondisi ini,”Ini masih mending. Sebelunnya bisa sepinggang orang dewasa tingginya,” tutur Alimuddin.
Salah satu koh warga H Oni menambahkan, permukimannya masuk di dataran rendah dikelilingi bukit. Bahkan ada pematangan lahan disekitarnya. Selain air hujan ada pula air kiriman dari atas masuk ke wilayahnya “Ini terjadi karena berkurangnya daerah resapan yang berubah dengan permukiman. Ditambah drainasi yang kurang berfungsi,” terang H Oni.
Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Kota Samarinda Suwarso membenarkan kondisi jalan yang selalu terendam banjir usai hujan deras mengguyur. Banjir yang menggenang di sejumlah ruas jalan akibat curah hujan tinggi. Banjir sendiri disebabkan adanya sumbatan dan daya tampung drainase yang kurang memadai sehingga air meluber ke jalan. “Proyek normalisasi sedang berjalan dan beberapa saluran terpaksa ditutup menyebabkan air tidak lancar mengalir. Namun ke depan akan lancar kembali begitu proyek selesai,” ungkap Suwarso.
Suwarso menambahkan, kondisi hujan disertai angin kencang akan tetap terjadi hingga penghujung tahun 2023. Hal ini sesuai dengan informasi yang disampaikam Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).”Semua harus waspada. Jika ada hal darurat maka utamakan untuk menyelamatkan diri lebih dulu,” tukas Suwarso. (kis/beb)