BONTANG. Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bontang terus berinovasi dalam mengembangkan simpul jaringan demi meningkatkan pemanfaatan informasi Geospasial. Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bontang Rafidah menyebut, inovasi sistem informasi geospasial ini akan diterapkan mulai tahun depan.
“Untuk saat ini kami masih melakukan pencatatan secara manual, baik restoran maupun cafe yang baru buka. Insya Allah tahun depan kami sudah menggunakan sistem informasi geospasial ini,” sebutnya.
Rafidah menjelaskan sistem informasi data berbasis geospasial akan lebih menavigasi dalam rencana sasaran subjek dan objek. Sehingga, pihaknya tidak perlu khawatir sasaran dan alokasi anggaran. Arah kebijakan-kebijakan strategis pun menjadi sangat jelas dan konsisten bagi semua pihak.
“Wajib pajak sudah tidak bisa lagi menyembunyikan karena langsung terlihat di aplikasi. Misalnya dia punya restoran, punya tanah sekian meter. Nantinya juga akan keliatan pajak mana yang sudah dibayar dan mana yang belum. Aksesnya pun langsung ke wajib pajak,” ucapnya.
Sedangkan dari sistem tersebut akan lebih mempermudah masyarakat untuk melakukan pembayaran pajak, terkhusus PBB P2. Yakni berawal dari pemutakhiran data dan peta bidang dengan menggandeng Badan Pertanahan Negara (BPN) yang kemudian di-input ke dalam aplikasi.
Ia juga berharap, dengan penerapan sistem informasi geospasial nantinya dapat memaksimalkan penagihan dan pemungutan pajak. “Jadi nantinya sistem geospasial ini akan mempermudah untuk mengontrol wajib pajak. Dengan memanfaatkan teknologi ini diharapakan penagihan pajak dan pungutan pajak makin maksimal, supaya tidak ada lagi pungutan liar (pungli),” tandasnya. (adv/ara/nha)