BUKIT PINANG. Dua hari setelah pembersihan yang dilakukan Jumat (23/12) malam, Senin (26/12) kembali terlihat ceceran semen serta batu koral di tanjakan Jalan Pangeran Suryanata, Jalan Poros Samarinda-Tenggarong, Kelurahan Bukit Pinang, Kecamatan Samarinda Ulu. Kondisi itu membuat Camat Samarinda Ulu, M Fahmi dan Lurah Bukit Pinang, Eko Purwanto bereaksi.
Didampingi personel Bhabinkamtibmas Bukit Pinang, Bripka Herry Fitrianto Kurniawan, camat dan lurah serta ketua RT setempat, mereka menongkrongi tanjakan yang dipenuhi debu untuk mencari truk molen pengangkut semen curah yang menumpahkan isinya ke jalanan, sekitar pukul 14.00 Wita. Sekitar setengah jam standby di tanjakan yang banyak terdapat ceceran semen, sejumlah truk pengangkut semen curah diadang.
Truk kemudian diminta menepi. “Ada yang kami pergoki juga. Semennya masih terlihat di corong pembuangan, sehingga sopirnya tak bisa mengelak lagi,” ujar Fahmi dengan nada geram. Satu persatu sopir truk molen diberikan teguran keras, agar tak mengulangi lagi. “Sebenarnya kami ingin minta bersihkan langsung, cuma kondisinya tak memungkinkan. Sebab saat kami hentikan jalanan jadi tambah ramai.
Namun kedepan kami akan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait termasuk kepolisian, agar masalah ini tam terus terjadi. Setelah dibersihkan, kembali muncul ceceran semen,” jelas Eko menambahkan.
Bahkan ujar Eko, dari laporan ketua RT setempat sudah beberapa pengendara yang jatuh karena hilang keseimbangan saat melintas di ceceran semen yang sudah terlanjur mengeras dan banyak batu koralnya.
“Banyak juga yang ban motor bocor, sebabkan batu koral yang berhamburan tajam-tajam. Kalau pengendara motor yang terjatuh ada beberapa kejadian,” tutur Ketua RT 15 Bukit Pinang, Joko kepada Sapos. Ditambahkan Fahmi, jika nantinya kembali dipergoki ada truk pengangkut semen curah menumpahkan isinya dan tanpa ada pengaman atau penampung semen, maka mereka akan melakukan penindakan tegas.
“Nanti akan kami suruh bersihkan langsung. Biar jadi perhatian dan jangan sampai membuat pengendara lain celaka,” tegas Fahmi. Dari pengakuan beberapa sopir truk, mereka melintas di Jalan Poros Samarinda-Tenggarong karena memang hendak mengantar muatan untuk menyelesaikan proyek pembangunan di sejumlah wilayah Kutai Kartanegara (Kukar). “Saya dari Jalan Ring Road II (Jalan H Nusyirwan Ismail, Red) dan mau mengantar muatan ke daerah Sebulu. Pengocaran jalan,” beber seorang sopir yang enggan namanya dikorankan.
Melihat tingginya aktivitas atau intensitas kendaraan truk pengangkut semen curah yang melintas, dikhawatirkan jika tak segera ditindaklanjuti akan memperparah tumpukan semen di sejumlah tanjakan Jalan Poros Samarinda-Tenggarong tersebut. “Jadi harus ada tindak lanjutnya, jika tidak bisa makin parah ceceran semen. Bayangkan berapa truk pengangkut semen curah yang melintas setiap hari. Kalau tak safety pembuangannya, semen curah akan berceceran terus,” pungkas Eko. (rin/nha)