SAMARINDA KOTA. Salah satu proyek mercusuar Pemkot Samarinda adalah pembangunan terowongan. Sejak awal perencanaan membutuhkan anggaran hingga Rp 114 miliar yang dibangun di Jalan Sultan Alimuddin-Kakap. Berdasarkan target pembangunan harusnya sudah dimulai sejak tahun lalu menggunakan skema Multi Years Contract (MYC). Namun hingga saat ini tanda-tanda pengerjaan belum juga terlihat, lantaran harus diawali pembebasan lahan.
Namun Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda Hero Mardanus meyakinkan pihaknya terus mendorong agar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membidangi, segera menjalankan proyek ini. “Pemenang lelangnya sudah ada, tinggal pembebasan lahannya yang sedang berprogress (berjalan), khususnya di Jalan Alimuddin,” ungkapnya. Ia mengakui untuk urusan pembebasan lahan memang tak bisa dilakukan dalam waktu singkat, mengingat harus melakukan pendekatan dengan warga yang memiliki lahan.
Namun sebagai Ketua Tim Anggaran (TAPD) Kota Samarinda, ia menjamin di awal tahun ini seharusnya sudah bisa melakukan pembebasan lahan. “Karena semua MYC ini menjadi prioritas sehingga harus segera dikerjakan,” terangnya. Kepala Bidang Pertanahan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda, Ananta Diro Purba menjelaskan bahwa saat ini untuk segmen Jalan Alimuddin didorong untuk pembebasan lahan lebih awal. Sebab untuk pembebasan lahannya tidak sebanyak di Jalan Kakap.
“Karena DPPT (Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah) ada lima orang di Alimuddin,” ujarnya. Ia memastikan pembebasan lahannya sudah tinggal berjalan saja, menunggu hasil perhitungan dari tim appraisal. Namun mengenai kebutuhan anggaran kata Ananta Diro memang tidak diplotkan ke bidang pertanahan, namun melalui bidang bina marga Dinas PUPR Kota Samarinda yang mengerjakan bagian fisiknya. “Jadi ini hanya kolaborasi saja karena kami berada di satu atap di Dinas PUPR,” pungkasnya. (hun/nha)