SAMARINDA KOTA. Dalam suatu cabang olahraga, kerap terlihat satu sosok paling berpengaruh. Seperti halnya di sepak bola, dalam dua dekade terakhir, dua nama, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, kerap dibandingkan sebagai pesepakbola terbaik. Kemampuan individu, baik fisik dan skill yang dimiliki, secara umum mungkin tak jauh berbeda dengan atlet-atlet lainnya. Namun, tentu ada yang membuat mereka layak disebut sebagai yang terbaik, dan tak semua atlet memilikinya.
Pembahasan terkait hal ini mengemuka saat berbincang-bincang dengan Wakil Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kaltim, Ego Arifin, beberapa hari lalu. Saat itu, ketika ditanya bagaimana perkembangan pencak silat di Benua Etam, Ego mengaku cukup berbangga. Di mana dalam hal prestasi, berkaca pada Porprov lalu, medali tersebar merata ke seluruh kontingen peserta. “Menggembirakan, karena beberapa daerah, seperti Balikpapan dan Bontang bisa mendapat emas.
Termasuk Mahulu, juga bisa menempatkan atletnya di final, jadi sudah cukup merata,” ujar Ego. Pencak silat Kaltim sendiri boleh berbangga dengan keberadaan atletnya, Iqbal Chandra Pratama, yang terus menjadi langganan pelatnas. Medali emas yang didapatnya di Asian Games 2018 lalu, menjadi pencapaian terbaik Iqbal. Di PON Papua lalu, Iqbal bersama rekannya, Hendra Wakhyu juga menjadi salah satu penyumbang emas Kaltim dari pencak silat.
“Kalau menurut saya, prestasi Iqbal ini banyak memacu motivasi atlet-atlet lainnya. Mereka jadi bersemangat untuk bisa menyamainya,” tutur Ego. Lebih jauh, dari pengamatannya, Ego menilai, secara fisik dan kemampuan, tak ada perbedaan mencolok. Semua atlet silat menurutnya, memiliki skill merata. “Kelebihan Iqbal itu menurut saya ada di kemampuannya membaca permainan.
Jadi saat bertanding, saat lawan melakukan gerakan tertentu, itu dia langsung tahu apa yang sebaiknya dilakukan, istilahnya itu inteligensi ya,” papar Ego menerangkan. Visi membaca permainan inilah yang menurut Ego, menjadi pembeda. Di mana hal serupa banyak ia temukan di atlet-atlet yang sering menjuarai pertandingan. “Samalah seperti Messi di sepak bola, kemampuan dan visinya dalam membaca arah permainan, membuatnya memiliki nilai lebih di atas lapangan,” pungkas Ego. (rz/upi)