GENAP setahun sudah Mariam kehilangan dua buah hatinya, Nelsa Rabimadani (21) dan Mukhbit Nabil Alfarizi (17). Kakak-beradik ini tewas setelah motor yang mereka tumpangi menabrak truk kontainer yang parkir di Jalan Untung Suropati, Sungai Kunjang, pada 19 Januari 2022. Saat itu, motor Honda Vario nomor polisi KT 4310 BAX dikemudikan Mukhbit membonceng Nelsa. Keduanya melaju dari arah Loa Bakung. Entah karena kurang fokus ditambah kondisi jalan licin lantaran tengah di guyur hujan atau ada faktor lain, motor menabrak truk kontainer dengan nomor polisi KT 9049 KU.
Sementara sopir truk bernama Tri Atmoko (34) tengah membeli rokok di warung tak jauh dirinya memarkirkan truknya. Akibat benturan keras, Mukhbit dan Nelsa terjengkal dan masuk ke kolong truk berikut kendaraannya. Di kolong truk tubuh Mukhbit menindis sebagian tubuh Nelsa, sementara motor berada di antara ban belakang kanan truk. Kasat Lantas Polresta Samarinda yang saat itu dijabat Kompol Wisnu Dian Ristanto menjelaskan, pihaknya tengah menggali apakah ada unsur kelalaian sesuai Pasal 310 Ayat 4 berbunyi kecelakaan lalulintas yang berakibat korban meninggal dunia.
Jika memenuhi unsur kelalaian apakah dari cara berhenti hingga parkir seperti apa maka proses berlanjut.
Rupanya itu bukan kejadian terakhir. Setahun setelah peristiwa tersebut, rentetan kejadian serupa terus berulang. Truk pengangkut kontainer atau jenis truk lainnya yang kerap ditemukan parkit di bahu jalan, bak monster pencabut nyawa. Terhitung sudah 16 nyawa melayang. Gerak lambat aparat ditambah ketidaktegasan pemerintah terhadap keberadaan truk-truk itu membuat korban terus berjatuhan.
Setahun pasca kejadian yang dialami dua bersaudara itu, trauma masih menggelayut di Mariam yang kehilangan dua anaknya sekaligus. Mariam mengaku telah mengikhlaskan kepergian kedua buah hatinya itu. Dia pun tidak perduli apakah sopir truk dijadikan tersangka atau tidak. Mariam hanya fokus untuk mendoakan kedua buah hatinya secaa rutin. Doa juga ditujukan kepada almarhum suaminya, Ardani, yang lebih dulu berpulang di tahun 2011 silam. “Tanggal 9 Januari lalu kami menggelar doa seribu hari untuk Mukhbit dan Nelsa. Sekaligus mendoakan suami saya juga,” kata Mariam.
Mariam menjelaskan, selepas kejadian, pihak kepolisian dan Jasa Raharja langsung mengurus keperluan kedua anak-anaknya. Untuk dana santunan meski tidak secara gamblang ia sebutkan nilainya, juga sudah diterima pihak keluarga. “Pihak perusahaan ada yang datang. Sempat ditemukan dan meminta maaf atas kejadian ini,” ungkap Mariam. “Saat bertemu, dibuat kesepakatan tidak ada tuntutan di kemudian hari karena menganggap ini musibah. Kalau dianggap kehilangan, ya sedih kehilangan. Tapi Tuhan lebih sayang,” imbuh Mariam.
Untuk mengurangi kesedihan, hingga saat ini, Mariam terus melanjutkan usaha membuat amplang di rumah bersama ibunya. Berbeda dengan keluarga almarhum kakak beradik Nelsa dan Nabil, keluarga Andika Pradana Triatianto Putra, sepertinya memilih untuk tertutup dengan tidak menceritakan kembali peristiwa nahas yang terjadi di akhir 2022 lalu. Pemuda berusia 18 tahun itu adalah korban lakalantas yang meninggal dunia karena menyeruduk tronton bermuatan peti kemas di Jalan Trikora, Kelurahan Handil Bakti, Kecamatan Palaran pada 29 Desember 2022.
Media ini mecoba mendatangi kediaman almarhum Andika di Jalan Adi Sucipto, Gang Sidodadi, RT 2, Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran, Minggu (15/1) kemarin, namun tak bertemu siapapun. Seorang wanita paruh baya yang diketahui ibu kandung Andika, menolak berkomentar. Dia hanya mengatakan suaminya atau alhamrhum ayah Andika, sedang tidak berada di rumah. “Maaf bapaknya (suami, Red) tidak ada di rumah,” tegas wanita itu yang kemudian masuk ke rumah. (kis/oke)