CUACA ekstrem yang memicu hujan deras menjelang petang kemarin (17/1), melumpuhkan jalur utama yang menjadi pintu masuk ke dalam Kota Peradaban (julukan Kota Samarinda saat ini). Ratusan kendaraan dari luar kota yang hendak masuk ke kota dengan melintas di Jembatan Mahakam, terjebak kemacetan panjang yang mengular sampai di Jalan APT Pranoto dan Jalan Cipto Mangunkusumo. Adapun penyebab kemacetan panjang yang terjadi hingga malam hari itu, disebabkan sejumlah ruas jalan terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.
Banjir merendam simpang tiga dari arah Jembatan Mahakam, diantaranya Jalan Untung Suropati dan Jalan Slamet Riyadi. Tak sedikit pemotor terpaksa mendorong motor mereka lantaran mengalami mati mesin lantaran terendam banjir. Dampak lain akibat jalan-jalan utama yang terendam banjir yakni lalu lintas menjadi semerawut, karena banyak pemotor yang terpaksa melawan arah dengan melintas di Jembatan Mahkota IV (Jembatan Kembar) untuk menghindari kemacetan.
Selain itu tak sedikit yang akhirnya balik arah untuk mencari jalur alternatif lainnya. Sejumlah anggota Satlantas Polresta Samarinda, di beberapa titik banjir terlihat sibuk melakukan pengaturan lalu lintas dibantu relawan dan warga yang mengarahkan pengguna jalan ke jalur aman. Sementara itu pantauan media ini tidak hanya banjir yang menghambat kelancaran lalu lintas. Tepatnya di Jalan Cipto Mangunkusumo, juga terdapat luberan lumpur dari lokasi pengupasan laham bukit di pinggir jalan.
Luberan lumpur yang menutup badan jalan itu terjadi karena lereng bukit yang dikupas mengalami longsor hingga meyebabkan pagar pembatas proyek jebol. Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Ary Fadli, melalui Kasat Lantas, Kompol Creato Sonitehe Gulo mengatakan, dalam pengaturan lalu lintas di titik-titik banjir pihaknya hanya menyesuaikam dengan kondisi di lapangan. “Namun kami menyarankan kalau kondisi jalan terendam banjir, masyarakat diimbau untuk melewati Jembatan Mahkota II khususnya yang jendak masuk ke dalam kota,” pungkasnya. (oke/nha)