PALARAN. Pernah menjadi kebanggaan, Stadion Utama Palaran yang dibangun untuk memfasilitasi kesuksesan Kaltim sebagai tuan rumah PON 2008 lalu, kini tampak terbengkalai dan minim perawatan. Padahal, stadion yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu menelan tak kurang dari Rp 800 miliar untuk pembangunannya. Seiring dengan ditunjuknya Kaltim sebagai Ibu Kota Negara (IKN), dinilai banyak pihak bisa mendorong kembali pembenahan kompleks stadion tersebut. Terlebih dengan lokasinya yang strategis di ibu kota Kaltim, Samarinda yang menjadi kawasan penyangga IKN nantinya.
Hal inilah yang kemudian menjadi topik dalam sebuah acara dialog yang digagas sejumlah elemen masyarakat. Bagaimana upaya mengembangkan potensi yang ada di Stadion Utama Kaltim tersebut. Mengusung tajuk Prospek Kawasan Stadion Utama Palaran di Era IKN, Episentrum Ekonomi, Pariwisata-UMKM, Pendidikan dan Olahraga, kegiatan ini menghadirkan narasumber yang berkompeten. Di antaranya, tokoh masyarakat Irianto Lambrie, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim Agus Tianur dan Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim, Ahmad Herwansyah.
Mantan Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie mengawali diskusi dengan gagasan pembentukan badan pengelola. Di mana, badan pengelola ini melibatkan unsur-unsur baik dari OPD maupun lembaga non pemerintah, misalnya dari KONI. Termasuk para tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengalaman serta mendorong andik dari kalangan pengusaha. Nantinya bila badan pengelola ini sudah terbentuk, mereka mendapatkan kewenangan lebih luas untuk mengelola perencanaan revitalisasi stadion.
“Setelah itu baru hal-hal teknis dilakukan, seperti menyusun perencanaan. Kemudian ada kajian audit building, rencana pembiayaan dan penganggarannya. Lalu bagaimana teknis menganggarkan dan sumber dananya,” ucap pria yang juga pernah menjabat sebagai Sekprov Kaltim tersebut. Tentu saja untuk mengarah ke sana, perlu ada sinergitas antara pemprov, DPRD hingga elemen di masyarakat. Agar sumber dana yang diproyeksikan dapat teralokasi untuk perawatan stadion.
“Sumber dana bisa dari APBD provinsi, APBN atau pihak ketiga. Banyak alternatif yang bisa dilakukan. Tentu semuanya memerlukan kajian lebih lanjut,” ungkapnya lagi. Di sisi lain, fungsi Stadion Palaran sebagai pusat aktivitas olaharaga, disebut Kadispora Kaltim, masih berjalan hingga kini. Agus mencontohkan, dalam beberapa kali gelaran Porprov, ada sejumlah venue yang masih dimanfaatkan, seperti dalam cabor senam. Bahkan, salah satu klub Liga 1, Madura United, sempat menjadikan lapangan sepak bola Stadion Palaran, sebagai sarana latihan.
“Persoalannya, bukan stadionnya tidak terawat, lebih ke minimnya pengguna. Lokasinya jauh dan ada pilihan lain. Contoh, lapangan sofbol di sana bagus, tapi di GOR Segiri juga ada, banyak yang lebih memilih di situ,” papar Agus. Lebih jauh, Dispora disebutnya sudah melakukan upaya-upaya untuk mendorong perubahan pada Stadion Palaran. Seperti, melakukan penanaman 5 ribu pohon. “Kami juga membuat jogging track, sepeda dan jalan kaki. Ini yang baru,” urainya menjelaskan.
Sementara itu, Kadispar Kaltim, Ahmad Herwansyah mengaku siap mendukung upaya pembenahan yang dilakukan Dispora. Menurutnya, Dispar telah menyiapkan konsep sport tourism untuk mendukung kawasan ekonomi di Stadion Palaran. “Nanti disamakan dengan trip wisata yang kami punya. Tergantung dari atraksinya,kami siap mendukung,” pungkas Herwansyah. (rz/nha)