SUNGAI KUNJANG. Genangan di bawah Jembatan Mahakam Kembar di Jalan Slamet Riyadi, Karang Asam, tepatnya di depan Markas Polresta Samarinda, semakin meresahkan. Fenomena genangan tinggi semakin banyak dikeluhkan masyarakat yang sehari-hari melintas di jalur tersebut. Diketahui pembangunan Jembatan Mahakam Kembar memang digarap oleh Pemprov Kaltim. Namun untuk tanggung jawab penanganan banjir, sudah seharusnya menjadi kewenangan bersama yang harus dipikirkan oleh Pemkot Samarinda bersama Pemprov Kaltim.
ebab jalur tersebut menjadi penghubung bagi masyarakat menuju kawasan Samarinda Seberang maupun sebaliknya. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda Desy Damayanti mengungkapkan, untuk penanganan banjir di kawasan itu memang sudah masuk dalam pembahasan mereka. Namun tak sendirian, pihaknya juga akan melibatkan Pemprov Kaltim lantaran lahan tersebut memang milik mereka. “Jadi akan kami tangani bersama, ini kami masih melakukan analisa,” ujar Desy saat dihubungi melalui via telepon, Rabu (18/1).
Namun saat ditanya mengenai kebutuhan anggaran, ia mengaku belum bisa membeberkan saat ini. Sebab dari pihaknya sendiri masih harus melakukan koordinasi dengan Pemprov Kaltim. Termasuk upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi banjir, pihaknya tak bisa melakukan kajian sendirian. Sehingga harus menyesuaikan juga dengan perencanaan dari Pemprov Kaltim. “Belum sampai kesana, kami masih melakukan tinjauan dan analisasi dan berkoordinasi dengan mereka (pemprov),” terangnya. Salah seorang warga Samarinda Seberang, Cintia, mengaku sering kewalahan saat hujan deras melanda.
Tepatnya pada Selasa (17/1), terjadi kemacetan panjang di seputaran Jembatan Mahakam Kembar. “Karena saya lihat di media sosial masih macet, saya tunggu agak malam baru pulang ke seberang, daripada motor mogok,” tuturnya. Ia pun menduga drainase di bawah jembatan sudah dangkal, lantaran genangan itu terjadi dalam jangka waktu yang lama bahkan hingga tiga jam. Ia pun berharap dari pemerintah segera melakukan penanganan terhadap genangan di kawasan tersebut. “Karena sebenarnya kesal, setiap hujan pasti banjir, macet panjang dan lama. Mau tidak mau harus menunggu sampai sedikit surut baru bisa lewat,” pungkasnya. (hun/nha)