SAMARINDA KOTA. Hari ini (20/1), Wali Kota Samarinda Andi Harun dijadwalkan akan melakukan peletakan batu pertama atau kerap disebut groundbreaking, untuk pembangunan terowongan. Namun lantaran ada banyak kegiatan memperingati hari jadi Kota Samarinda ke-355, sehingga belum bisa dipastikan untuk jadwal selanjutnya. Proyek yang dikebut menggunakan skema Multi Years Contract (MYC) ini, bakal dikerjakan fisiknya mulai tahun ini. Berdasarkan perhitungan awal di tahun lalu, kebutuhan anggarannya mencapai Rp 401 miliar, setelah masuk dalam penayangan LPSE Kota Samarinda, anggaran pun disetujui senilai Rp 395 miliar.
Proyek mercusuar dan menjadi infrastruktur pertama yang ada di Kalimantan ini, memang diyakini bisa memecah kemacetan yang ada terjadi di Sungai Dama. Namun hingga akhir tahun lalu belum penyelesaian sosial yang berjalan, baik di Jalan Sultan Alimuddin maupun di Jalan Kakap. Persoalan ini pun telah mendapat evaluasi dari Komisi III DPRD Samarinda. Berdasarkan perhitungan saat ini, pengerjaan terowongan akan dikerjakan selama 18 bulan. Ada beberapa masukan yang disampaikan, yaitu penutup terowongan di bagian tengah yang belum mendapat penjelasan dari instansi terkait.
Dalam hal ini Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda Budy Santoso mengatakan bahwa pihaknya juga akan melakukan pertemuan dan konsultasi dengan Komisi Keamanan Jembatan Terowongan dan Jalan (KKJTJ). Namun ia memastikan anggaran senilai Rp 395 miliar itu sudah termasuk kelengkapan aksesoris jalan. “Sudah disesuaikan dengan standar terowongan jalan, baik jalan untuk kendaraan maupun pejalan kaki,” tuturnya. Adapun material yang digunakan yaitu menggunakan beton bertulang, namun untuk tahun ini pihaknya akan mengkebut pengerjaaj fisik di segmen Jalan Sultan Alimuddin.
“Total anggaran tahun ini Rp 131 miliar dan mulai dikerjakan setelah groundbreaking,” pungkasnya. (hun/nha)