LEMPAKE. Aktivitas penambang ilegal di kawasan Muang Dalam, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, hanya tiarap sementara. Sebelumnya tambang ini sempat “tiarap” setelah ramainya pemberitaan kasus ilegal mining yang menyeret Ismail Bolong, beberapa bulan lalu. Dalam penelusuran terbaru yang dilakukan media ini, kemarin (22/1) pukul 13.00 Wita, kegiatan penambangan ilegal di kawasan yang bukan berada di wilayah konsesi Izin Usaha Pertambangan (IUP) itu didapati kembali berjalan.
Aktivitas penambangan batu bara di wilayah langganan banjir itu bahkan terlihat dari pinggir jalan meski letaknya cukup jauh di kawasan perbukitan. Lokasi penambangan ilegal yang kembali berjalan itu terletak di jalur jalan yang menuju Desa Budaya Pampang. Namun lokasi tersebut masih berada di wilayah Muang Dalam.
Selain di lokasi tersebut, kegiatan penambangan ilegal juga terlihat mulai dilakukan di Jalan Embalut, tepatnya di jalur yang tembus ke kawasan Bayur, Sempaja, Samarinda Utara.
Dari lokasi yang ada di Jalan Embalut, awak media ini mendapati ekskavator yang terparkir dan doozer yang sedang mendorong tanah untuk membuat jalan keluar masuk alat berat maupun dump truk yang membawa batu bara. Namun sayangnya dalam upaya penelusuran itu awak media ini harus terhalang oleh sejumlah orang bayaran yang disebut preman, yang berjaga-jaga di pos depan jalur masuk ke area tambang ilegal. Bahkan salah seorang dari mereka yang mengendarai motor jenis trail sempat membuntuti ketika awak Sapos meninggalkan lokasi penambangan.
Sementara itu informasi yang didapat media ini dari seorang pemotor yang hendak menuju ke kebunnya menyebutkan, kegiatan penambangan itu sudah berjalan sekitar sepekan. “Tapi siang saya tidak pernah lihat haulingnya. Mungkin malam,” ujarnya. Pemotor yang merupakan warga Lempake itu mengaku memang kerap melihat dump truk berseliweran naik turun dari arah Jalan Embalut ke jalan tembus menuju Desa Budaya Pampang. “Kalau jalannya ke mana saya kurang tahu.
Karena saya cuma lewat di jalan arah ke Pampang saja, ke kebun saya,” ucapnya. Apa yang disampaikan pemotor itu memang terbukti. Pasalnya ketika awak media ini hendak menyisir jalan keluar berpapasan dengan dump truk 6 roda yang hendak masuk ke lokasi tambang ilegal. Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Ary Fadli, melalui Kasat Reskrim, Kompol Andika Darma Sena menuturkan, akan mengecek kebenarannya terlebih dahulu. “Saya cek dulu ke anggota saya. Saya perintahkan dulu anggota untuk mengecek,” singkatnya. (oke/nha)