SUNGAI DAMA. Pemkot Samarinsa baru saja melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama, menandai dimulainya pembangunan terowongan. Proyek yang dikebut menggunakan skema Multi Years Contract (MYC) ini dipastikan dibangun oleh kontraktor pemenang senilai Rp 395 miliar. Pembangunan terowongan ini dipercaya akan mengurangi kemacetan di kawasan Pasar Sungai Dama. Untuk mengurainya, terowongan pun bakal dibangun dari Jalan Sultan Alimuddin tembus ke Jalan Kakap.
Seharusnya pembebasan lahan bisa digarap sejak tahun lalu, namun hingga saat ini belum ada lahan warga yang dibebaskan. Dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda, menjanjikan untuk segera membebaskan lahan di Jalan Sultan Alimuddin, lantaran hanya 5-6 petak saja yang harus dibebaskan. Hal ini pun mendapat masukan dari Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Angkasa Jaya. Politikus PDIP ini mengungkapkan bahwa dengan tenggat waktu tersisa 18 bulan, seharusnya proyek mercusuar ini digarap dengan serius.
“Harus selesai dalam waktu segitu, kami minta alam dengan kondisi di sana apakah aman,” ujar Angkasa. Ia pun meminta agar Dinas PUPR Samarinda bisa memberikan jaminan dengan konstruksi tersebut aman dilalui. Sebab dari komisi III belum mengetahui elevasi dari pembangunan terowongan dengan spesifikasi 550 meter, dengan lebar 12 meter dan tinggi 10 meter. “Karena konstruksinya dari batuan pasir, sedangkan dari BPBD pun mengatakan bahwa di situ kawasan rawan longsor,” jelasnya.
Sebelumnya Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas PUPR Kota Samarinda Budy Santoso mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan persiapan untuk pengeboran tanah. Namun memang ia tetap harus menunggu dari tim Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) melakukan survei tanah. “Kemungkinan dua bulan lagi baru mulai pengerjaan, karena saat ini masih harus mengeruk tanah menggunakan bor,” tuturnya.
Ia mengatakan bahwa pembangunan terowongan yang menembus hingga Jalan Kakap ini menggunakan material bertulang. Selain itu pihaknya juga akan melakukan konsultasi dengan pihak Komisi Keamanan Jembatan, Terowongan dan Jalan (KKJTJ). “Itu akan kami lakukan sebelum menyambung terowongan, sehingga mereka juga bisa menilai dari desain termasuk penguatan tanah atas di segmen tengah terowongan,” pungkasnya. (hun/nha)