SAMARINDA KOTA. Tertinggal dari Bali dan melorot ke posisi tujuh di PON Papua, membuat KONI Kaltim harus benar-benar selektif jelang pra PON tahun ini. Sesuai arahan dari gubernur Kaltim, delegasi daerah yang akan diturunkan di babak kualifikasi adalah atlet-atlet yang berkualitas. Sebagai tindak lanjut dari rapat bersama pengurus KONI se-Indonesia beberapa hari lalu, dalam waktu dekat KONI Kaltim akan segera melakukan koordinasi bersama seluruh pengurus cabor. Namun sebelumnya, KONI akan menggelar rapat internal, terkait apa-apa saja yang akan dibahas dalam koordinasi cabor tersebut.
“Karena yang tahu kondisi atlet itu kan dari cabornya langsung. Apakah untuk pra PON ini mereka akan melakukan seleksi ulang atau bagaimana mekanismenya,” terang Wakil Ketua I KONI Kaltim, Ego Arifin. Lebih jauh, untuk bisa memenuhi target yang diinginkan, KONI akan memberlakukan syarat khusus. Di mana untuk tahun ini, cabor tak bisa lagi mengirimkan sebanyak-banyaknya atlet untuk mengikuti pra PON. Bahwa atlet yang akan mengikuti ajang kualifikasi tersebut, benar-benar berdasarkan kualitas yang dimiliki.
“Nanti KONI Kaltim akan membentuk tim, yang bukan hanya sekadar monitoring tapi melakukan pendampingan langsung, supaya kualitas yang dihasilkan benar-benar jelas dan objektif,” papar Ego. Selain itu, sebelum pra PON dilakukan, KONI terlebih dulu akan melaksanakan tes fisik, untuk melihat sejauh mana kualitas atlet. Karena, seperti ditegaskan oleh ketua KONI Kaltim beberapa waktu lalu, nantinya hanya mereka yang berada di zona medali, yang akan diberangkatkan ke PON 2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
Hal ini disebut Ego, sudah sesuai dengan arahan dari gubernur. Orang nomor satu di Kaltim itu, dengan tegas meminta hanya mereka yang terbaik yang akan menjadi wakil Benua Etam untuk PON mendatang. Yang kemudian, diterjemahkan oleh KONI Kaltim, harus berdasarkan kualitas. “Nanti setelah rakor, kami akan tindak lanjuti dengan melakukan review annual plan atau yang biasa disebut ekspose ke semua cabor. Sekali lagi, pengiriman atlet ke pra PON, tidak lagi dibikin ajang “hura-hura” saja. Dasarnya, kami akan meminta pelatih melaporkan secara jujur dan juga tes fisik yang kami lakukan,” tegasnya memungkasi. (rz/upi)