PAMPANG. Proyek terbesar dari Pemkot Samarinda dalam pengendalian banjir tahun ini berasal dari pembangunan kolam retensi. Salah satu lokasinya adalah di Desa Pampang, Samarinda Utara, yang saat ini tengah diproses untuk pembebasan lahannya. Lantaran membutuhkan anggaran hingga Rp 200 miliar, membuat proyek ini dibangun menggunakan skema Multi Years Contract (MYC). Pemilihan lokasi pembangunan kolam retensi di Desa Pampang memang sudah direncanakan, lantaran selama ini Samarinda kerap mendapat banjir kiriman dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Sehingga pengendalian banjir dimulai dari penampungan yang beradal dari hulu yaitu kawasan Samarinda Utara, tepatnya di Desa Pampang. Kepala Bidang Pertanahan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda, Ananta Diro Nurba mengatakan, tahun ini juga pihak sedang mempersiapan untuk pembebasan lahan di Desa Pampang. “Luasanya ada sekitar 70 hektare dan ini sedang persiapan membuat SK (Surat Keputusan) tim,” ujar Ananta. Ia mengakui untuk menerbitkan SK tim di lapangan saja membutuhkan rekomendasi dari Dinas PUPR Pera Kaltim serta Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV.
Selanjutnya untuk melakukan pembebasan lahan, juga masih diperlukan sosialiasi ke masyarakat. “Meskipun sebelumnya kami sudah pernah sosialiasi namun tahun ini kami akan melibatkan kecamatan dan kelurahan selaku pemilik wilayah,” jelasnya. Selain itu dari bidang pertanahan kata Ananta juga perlu melakukan verifikasi ulang atas Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) yang direncanakan oleh bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Samarinda. Sebab pihaknya juga perlu menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang ada.
“Untuk sementara anggaran masih kami sesuaikan, karena berdasarkan data saat ini ada 40 bidang yang akan dibebaskan tapi itu belum fix datanya,” tutur Ananta. Sehingga ia belum dapat memastikan nilai kebutuhan anggaran yang akan dikeluarkan untuk pembebasan lahan milik warga. Di satu sisi pihaknya juga harus mempersiapkan pembebasan lahan di Bengkuring yang nantinya akan dibangunkan kolam retensi dan tanggul. Hal itu juga masuk dalam proyek MYC yang saat ini tersisa waktu 18 bulan untuk pengerjaan fisiknya. “Ini kami lengkapi dulu datanya, setelah itu baru kami akan sosialiasikam ulang,” pungkas Ananta. (hun/nha)