LOK BAHU. Ketiga kalinya selama Januari, warga di lingkungan Jalan M Said, Gang 6, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, diterjang banjir lumpur yang diduga imbas pembangunan perumahan elite di seputaran Jalan Letjen MT Hariyono. Dua kali yang parah. Pertama Selasa (17/1) malam dan Selasa (31/1) petang. Bahkan untuk yang ketiga kali, puluhan rumah warga terendam banjir lumpur.
Air lumpur masuk dan menggenangi rumah-rumah warga di lingkungan RT 26. Ada 23 rumah warga yang diterjang banjir lumpur bertepatan dengan waktu Magrib. “Totalnya ada tiga kali selama Januari ini kejadian serupa (banjir lumpur, Red) Yang pertama itu pertengahan bulan (Januari, Red) dan sempat pihak perumahan turun mengecek lapangan bersama sejumlah dinas terkait.
Lupa pastinya, yang kedua terjadi kalau tak salah setelah itu, Sabtu. Waktu itu saya lagi di luar kota dan dilapori warga. Yang ketiga kemarin (Selasa petang, Red). Pas Magrib. Ini paling parah,” ujar Ketua RT 26 Lok Bahu, Mahmud Hasnawi kepada Sapos. Air lumpur yang masuk ke rumah warga rata-rata menggenang sampai sekitar 10 sentimeteran dan disebut warga seperti air bah yang tiba-tiba muncul.
Seorang pekerja bangunan yang bekerja di sekitar Gang 6, Blok A, mengaku bernama Agus Sumarno menerangkan bahwa, banjir lumpur bertepatan hujan deras. “Waktu itu saya bersama teman berteduh, soalnya hujan deras. Masuk waktu Magrib, tiba-tiba ada suara gemuruh. Saya tanya teman, suara apa itu. Ketika buka pagar rumah tempat kami bekerja ini, saya lihat air lumpur deras sekali.
Seperti air tsunami kecil,” beber Agus. Akibat banjir lumpur tersebut, warga pun dibuat panik. Sebab air makin lama tambah tinggi masuk ke permukiman mereka. Peristiwa banjir lumpur itu bahkan di-upload warga ke sejumlah media sosial (medsos). Sejumlah perangkat kelurahan, mulai Lurah Lok Bahu, Sukarman, anggota Bhabinkamtibmas, Babinsa hingga relawan langsung turun membantu warga membersihkan lumpur yang masuk ke rumah-rumah warga.
“Kami bersama warga dibantu anggota Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta relawan membersihkan lumpur-lumpur di rumah warga dengan melakukan penyemprotan dengan air. Sampai subuh,” ujar Sukarman. Bhabinkamtibmas Lok Bahu, Aipda M Yazid membenarkan bahwa mulai jalan lingkungan hingga dalam rumah warga tergenang banjir lumpur. “Lumayan tinggi genangannya. Warga buru-buru membersihkan, karena kalau kering tambah susah. Itu saja lumpur yang sempat mengendap di jalan sekitar 5 sentimeter lebih,” terang Yazid.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Nurrahmani yang dikonfirmasi Sapos mengungkapkan bahwa, selaku Ketua Komisi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) meminta pihak pengembang perumahan yang diduga menjadi titik awal banjir lumpur untuk mengurus AMDAL-nya. “Melihat kondisi perkembangan terakhir, kami memutuskan proses untuk dokumen izin lingkungan kami stop sampai kami lihat pihak perumahan melaksanakan proses perbaikan lingkungan sesuai arahan yang ditayangkan melalui surat, setelah adanya aduan masyarakat,” kata Nurrahmani.
“Kami juga mengirim tim mengecek ke lapangan, untuk melihat sejauh mana progres penanganan lingkungan dilakukan. Termasuk mulai membuat tanggul, settling pond. Sesuai kesanggupan pihak perumahan, yaitu dalam waktu tiga minggu,” kata Nurrahmani lagi. Sebelumnya pihak perumahan sudah membuat pernyataan kesanggupan melakukan beberapa kegiatan.
Di antaranya stabitasi lereng terkait jalan inspeksi untuk soil tesy (analisa kekuatan tanah), pekerjaan settling pond untuk mengelola bukaan lahan seluas 14 hektare, melakukan normalisasi parit di permukiman warga Jalan M Said Gang 6, membuat penyangga lingkungan, tak akan melakukan kegiatan lain selain perbaikan maupun pengelolaan lingkungan serta menyampaikan progres perbaikan ke DLH.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Suwarso sempat turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan. “Dari informasi yang kami dapat, di sana sudah ada tanggul. Namun karena volume air besar, tanggul tak mampu akhirnya air limpas. Masuk ke permukiman warga. Kami berharap ini segera dibenahi, mengingat cuaca yang ekstrem belakangan.
Jangan sampai terulang. Kami akan terus pantau kondisi ini,” tutur Suwarso. Sebelumnya saat peninjauan lapangan Rabu (19/1), pihak Perumahan The Premier Hills yang ditemui di lapangan enggan memberikan komentar, Rabu. “Maaf, silakan langsung ke pimpinan saja untuk konfirmasi. Ada ikut kok dalam peninjauan ini,” ujar pria berkacamata mengenakan baju hem abu-abu dan celana jeans, yang merupakan pihak perumahan dan dari absensi petugas diketahui bernama Salfinus.
Kemudian pria lain yang juga disebut pihak perumahan, yang dikenal warga dengan sebutan Gunawan, yang terlihat turun ke lapangan dengan mengenakan baju lengan panjang berwarna cokelat bercorak garis putih dan celana jeans, juga enggan berkomentar. “Bukan kewenangan saya memberikan komentar di media,” tuturnya berlalu saat diminta konfirmasi. (rin/nha)