BERAGAM tindakan bisa dilakukan untuk merespons permasalahan yang ada di kota ini, seperti yang baru saja dilakukan oleh para mahasiswa-mahasiswi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidiukan (FKIP) Universitas Mulawarman (Unmul). Mereka menggelar aksi damai di simpang Lembuswana sekira pukul 11.50 Wita, Minggu (5/2). Tak kurang dari 60 massa menggelar longmarch dari depan sekertariat BEM FKIP Unmul di Gunung Kelua dan ditutup dengan penyampaian tuntutan aksi yang disampaikan oleh Gubernur BEM FKIP Unmul, Muhammad Fajar Hidayat.
Secara umum ada empat tuntutan dari para calon tenaga pendidik ini, di antaranya menyoal tentang Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) guru yang ada dalam Rancangan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), agar dikembalikan. Sebab hal itu sepenuhnya adalah hak dari para tenaga pendidikan dan kependidikan yang seharusnya tidak dicederai dalam rancangan tersebut. “Kami juga meminta agar pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan agar memberikan jaminan kepada guru untuk lebih disejahterakan,” ujar Fajar.
Selanjutnya ia juga turut menyoal perbaikan infrastruktur pendidikan. Sebab hingga saat ini masih terdapat kesenjangan fasilitas pendidikan di beberapa wilayah di Kota Samarinda. Sehingga dengan aksi damai ini, diharapkan bisa membawa ketersediaan infrastruktur pendidikan yang layak. “Selanjutnya kami juga meminta agar pemerintah memberikan bantuan dana yang tepat sasaran kepada peserta didik kurang mampu,” jelasnya.
Aksi mereka ini pun turut menyita perhatian masyarakat terutama pengendara yang melintas di perisimpangan mal tengah kota itu. Sebab persoalan yang diangkat pun masih menjadi persoalan hangat yang patut menjadi perhatian pemerintah, terutama dalam memberikan kesejahteraan guru serta saran penunjang pendidikan yang belum merata. Aksi pun hanya digelar tak kurang dari satu jam sehingga arus lalu lintas tetap berjalan lancar di akhir pekan kemarin. (hun/nha)