SAMARINDA KOTA. Suspek kasus penyakit campak di Kaltim saat ini disebut telah mencapai 95 kasus dalam tiga bulan terakhir. Dinas Kesehatan Kaltim sudah mengirim sampel ke Kemenkes RI. Kemenkes sebelumnya juga sudah mengumumkan status kejadian luar biasa (KLB) campak di beberapa wilayah Indonesia. Data Kemenkes menyebutkan penyakit campak diduga tengah mengalami kenaikan di 31 provinsi. Sampai saat ini, pihak Dinkes Kaltim mendata terdampak 95 kasus suspek campak.
Kepala Dinkes Kaltim dr Jaya Mualimin menyampaikan peningkatan kasus campak terjadi pada anak selama tiga bulan terakhir. “Kasus campak terjadi di sejumlah wilayah. Terutama di minggu kedua ini meningkat dari 19 kasus suspek menjadi 95 kasus suspek,” ucapnya pada awak media, Kamis (9/2) kemarin. Jaya menyebut, pihaknya dalam memastikan temuan kasus suspek tersebut, juga telah mengirimkan sampel darah pasien ke Kemenkes RI guna diperiksa lebih lanjut.
“Meski belum terdapat hasil pemeriksaan dari pusat terkait pasien-pasien di Kaltim apakah positif campak. Kita terus waspada, termasuk telah mengirim sampel ke Jakarta,” tegasnya. Upaya lain pihaknya kata dr Jaya ialah dengan mendorong posyandu-posyandu kembali aktif melakukan vaksinasi. Dinkes Kaltim tetap meminta para orangtua bisa segera memberikan vaksinasi secara lengkap. Mulai dari imunisasi dasar sejak balita, agar ke depan kesehatan anak-anak mereka dapat terjaga dengan baik dan terhindar dari campak.
“Cakupan vaksinasi campak di Kaltim sudah di atas 80 persen sebetulnya,” pungkasnya. Adapun rincian 95 kasus suspek campak di Kaltim, diantaranya Berau 2 kasus suspek, Kutai Kartanegara (Kukar) 16 kasus suspek, Kutai Timur (Kutim) 20 kasus suspek, Paser 8 kasus suspek, Penajam Paser Utara (PPU) 1 kasus suspek, Balikpapan 6 kasus suspek, Bontang 1 kasus suspek, Samarinda 40 kasus suspek dan Mahakam Ulu 1 kasus suspek. (mrf/nha)