SAMARINDA KOTA. Penguatan sistem, terutama pemanfaatan bank data menjadi metode baru Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Kaltim di bawah kepemimpinan Seno Aji. Ini dimaksudkan untuk bisa memantau kesiapan atlet potensial, bukan hanya di lapis pertama, tapi juga yang berada di bawahnya.
Berkaca pada dua perunggu PON Papua yang mengakhiri 13 tahun puasa gelar karate Kaltim, membuat Forki terus berbenah. Pembinaan berjenjang mulai usia dini hingga senior dicatat dalam sistem. “Dengan sistem bank data yang ini, kami memiliki data atlet-atlet lapis satu, dua dan tiga yang akan disiapkan untuk kejuaraan-kejuaraan,” jelas Sekretaris Bidang Pembinaan dan Prestasi Forki Kaltim, Erolfin Francisco.
Termasuk untuk persiapan menghadapi pra PON tahun ini, Forki memgaku sudah memiliki empat atlet binaan yang disiapkan jauh-jauh hari. Keempat karateka ini bahkan sudah diikutkan try out dalam kejuaraan Asia di Thailand Open 2022 lalu. “Hasilnya tiga atlet ada di peringkat 4 Asia dan satu karateka lainnya berada di posisi 3,” terang Erolfin.
Hal lainnya yang juga dilakukan Forki adalah menyiapkan konsultan khusus, untuk bisa mencapai target emas di pra PON dan PON 2024 mendatang. Termasuk menggelar beberapa sirkuit kejuaraan sebagai sarana seleksi atlet yang akan dikirimkan ke pra PON karate September atau Oktober nanti. “Kami sudah gelar sirkuit pertama di Balikpapan, selanjutnya tahapan berikutnya akan dilaksanakan di Kutai Barat (Kubar) atau Samarinda,” jelasnya lagi.
Upaya ini menurutnya harus dilakukan, mengingat atlet yang turun di Porprov lalu, dinilainya masih banyak yang belum layak. Sehingga melalui sirkut-sirkuit ini, bisa menghasilkan karateka-karateka yang mampu bersaing di zona medali. “Kami ingin melihat intensitas dan konsistensi atlet dalam pertandingan, sehingga di 17 kelas yang diikuti, semuanya bisa masuk di zona medali,” kata Erolfin. (rz/upi)