SAMARINDA KOTA. Pemerintah pusat telah menetapkan target penurunan angka stunting hingga 14 persen pada 2024 mendatang. Pasalnya di tahun 2045 akan terjadi bonus demografi, sehingga persoalan gizi anak merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya memanfaatkan fenomena tersebut.
Istilah bonus demografi yang dicetuskan Perserikatan Bangsa-Bangsa, adalah potensi pertumbuhan ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur umur penduduk, sehingga proporsi usia kerja lebih besar daripada proporsi bukan usia kerja. Tak heran setiap daerah kini tenga fokus dalam menurunkan angka stunting.
Di Samarinda, saat ini masih terdapat anak stunting yang tersebar di beberapa kecamatan. Sedikitnya ada 21,6 persen anak masuk dalam kategori ini. Untuk menjaga gizi seimbang selama ini identik dengan peranan seorang ibu.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Samarinda, Deasy Evriyani mengatakan, seharusnya orangtua membagi peranan masing-masing untuk memastikan bayi lahir sehat dan tercukupi gizinya.
Sehingga peranan ini harus dimulai sejak sang ibu mengandung, hingga anak lahir. “Peranan seorang ayah juga dibutuhkan, karena orangtua itu satu tim. Tidak bisa hanya seorang ibu saja,” ungkapnya. Sehingga ia pun menekankan, agar seorang kepala keluarga atau kepala rumah tangga, hendaknya selalu mendampingi saat bayi dalam kandungan.
Sehingga bisa bertindak untuk memenuhi gizi selama baik kepada istri maupun bayi yang dikandung. “Ketika anak lahir, ayah juga harus memastikan pemberian ASI eksklusif dan imunisasi yang lengkap,” ujar Deasy.
Selain itu, faktor yang tak kalah penting adalah lingkungan sekitar, mulai dari sanitasi, kebersihan hingga pola asuh keluarga.
Sehingga ia menekankan untuk menekan angka stunting, tak hanya berfokus pada persoalan menjaga pola makan dan gizi seimbang. “Seorang ayah harus selalu support untuk pemenuhan hak anak tumbuh kembang, lingkungan yang nyaman, makan sehari-hari, pola asuh, hulu ke hilir dalam pendekatan keluarga, maka berpotensi anak tersebut stunting,” pungkasnya. (hun/nha)