SAMARINDA KOTA. Sejumlah agenda penting bakal dilaksanakan jajaran KONI Samarinda di tahun ini. Di antaranya melaksanakan Rapat Kerja Kota (Rakerkot) sebagai tahapan awal untuk memilih kepengurusan baru pada Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot).
Ya, berkaca pada Musorkab KONI Berau beberapa waktu lalu, Senin (27/2) kemarin, jajaran KONI Samarinda menyambangi induk organisasi provinsi, untuk meminta masukan dan saran. Hal ini dilakukan sebagai upaya mereka agar persoalan seperti di Berau tak terjadi di Samarinda. Sehingga musorkot yang dijadwalkan pada Mei mendatang bisa berlangsung tertib dan demokratis.
“Audiensi ini merupakan inisiatif kami terkait agenda raker dan musorkot yang akan dilaksanakan,” ujar Ketua KONI Samarinda Aspian Noor Poseng. Melanjutkan keterangan Poseng, Sekretaris Umum KONI Samarinda Aprie Gunawan menyebut, sebelum menuju pemilihan ketua, KONI Samarinda lebih dulu akan melaksanakan rakerkot, yang akan membahas teknis dan aturan dalam suksesi nanti.
Di mana rakerkot sudah ditetapkan akan berlangsung pada 11 Maret nanti di Hotel Aston Samarinda. Diterima Ketua Harian KONI Kaltim, Husinsyah, mengharapkan pelaksanaan Musorkot Samarinda nanti bisa berlangsung dengan baik, lancar dan meminimalisir adanya polemik. Husin berpesan, agar semua aturan dan mekanisme yang akan dilakukan, senantiasa berpatokan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi. Serta aturan lain yang diambil berdasarkan kesepakatan bersama.
“Ya, diaturlah bagaimana agar semuanya bisa berjalan dengan baik dan lancar,” pesan Husin. Diketahui, saat ini saja sudah ada sekitar tiga nama yang akan maju dalam bursa pemilihan ketua KONI Samarinda. Hal ini tentunya sangat rentan menimbulkan gesekan kepentingan. Tak ingin apa yang terjadi di KONI Berau dialami juga oleh Samarinda, menjadi tujuan utama audiensi ini sekaligus meminta penjelasan apa yang sesungguhnya terjadi di Berau, agar bisa diantisipasi sebelumnya.
Penjelasan lengkap disampaikan anggota bidang organisasi KONI Kaltim, Sofian Gafur yang menjelaskan apa yang terjadi di KONI Berau. Bahwa segala sesuatu dalam organisasi tentunya harus mengacu pada AD/ART. Lalu, jika ada aturan lain yang perlu ditambahkan, dibuat dalam bentuk draf untuk dibahas bersama apakah disetujui atau tidak.
“Saat memantau proses itu, apa yang ditawarkan di draft itu kami kembalikan lagi kepada peserta, untuk meminta persetujuan anggota,” jelasnya. Lebih jauh, Sofian menyambut baik inisiatif KONI Samarinda ini. Ia juga mempersilakan, bilamana ada hal-hal yang akan ditanyakan lebih lanjut, pihaknya siap memberikan pendampingan. (rz/upi)