SEBAGAI salah satu upaya mengoptimalisasi Kampung KB, perlu dilakukannya pemantauan kegiatan serta pelaporan hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan maka perlu dibentuk kelompok kegiatan Rumah Data Kependudukan.
Rumah Data Kependudukan, yang selanjutnya disebut Rumah DataKu, sebagai kelompok kegiatan masyarakat yang berfungsi sebagai pusat data dan informasi kependudukan di tingkat mikro.
Oleh karenanya, Perwakilan BKKBN Kaltim mengadakan kegiatan bertajuk “Orientasi Pengelola Rumah Data Kependudukan (RDK) Prov Kaltim angkatan II”, di Samarinda, Senin (6/3).
Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 60 peserta berasal dari Paser, Balikpapan, Kutai Kartanegara, Samarinda, Penajam Paser Utara, dan Bontang. Meliputi PKB/PLKB pembina RDK di Kampung KB, ketua RDK dan kader pengolah data di RDK.
Sekretaris Perwakilan BKKBN Kaltim, Al Khafid Hidayat mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu proyek prioritas nasional yang utama dari BKKBN dalam rangka melaksanakan intruksi preside Nomor 3 Tahun 2022 untuk menyediakan atau membentuk Rumah Data-Ku.
Ia menyebutkan bahwa menjadi target di tahun ini yakni mendapatkan 40 rumah dataku dengan kategori paripurna se Kaltim. Menurutnya, dari 204 rumah dataku di Kaltim yang telah terbentuk, baru 41 rumah dataku yang paripurna.
“Yang jelas secara total kita ada 204 rumah data yang terbentuk di mana 41 sudah Paripurna dan sisanya yang masih sederhana. Harusnya di akhir periode 2023 nanti kita telah menambah minimal menjadi sekitar 81 rumah dataku yang paripurna. Dan hari ini kita undang para pengelola rumah dataku kategori sederhana untuk mengikuti workshop ini. Terbagi dalam 2 angkatan yang menjadi target kita tahun ini,” tuturnya.
Dijelaskan juga dalam wokrshop yang dihelat selama dua hari ini, para peserta akan diberikan materi terkait dengan bagaimana teknis pengumpulan data di tingkat desa, bagaimana pengolahan data dan bagaimana menyajikan data. Sehingga harapannya Rumah Dataku nantinya akan menjadi pusat rujukan data dan informasi.
Diharapkan para peserta yang mengikuti workshop ini dapat mengimplementasikan materi yang telah diajarkan oleh para narasumber di rumah dataku lingkungan Kampung KB terdekat.
“Dengan begitu, bagi yang belum terbentuk rumah dataku di lingkungan Kampung KB bisa melakukan kegiatan orientasi atau pelatihan mandiri yang tidak hanya mengandalkan anggaran yang bersumber dari APBN saja. Mereka pun mampu menyebarkan informasi penting ini dan kemudian pemerintah daerah mampu mengantarkan pelatihan/ orientasi sendiri. Sehingga harapan kami rumah dataku pun bisa bertambah dalam kategori paripurna,” harapnya. (adv/nch/beb)